Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Upst! Bappenas Sebut SMK Nganggur Adalah Logika Terbalik di Indonesia

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Upst! Bappenas Sebut SMK Nganggur Adalah Logika Terbalik di Indonesia

Pantau.com - Kalian masih ingat saat debat antara Calon Wakil Presiden, dimana Cawapres nomor urut 02 mengatakan soal angka pengangguran paling banyak dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), kali ini stateman itu justru muncul dari salah satu menteri Presiden Joko Widodo.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)/Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang Brodjonegoro mengaku heran melihat angka pengangguran terbuka yang berasal dari lulusan SMK justru lebih tinggi dibandingkan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Padahal kata dia, sejak awal SMK dibentuk justru untuk lebih siap masuk ke dunia pekerjaan. Menurutnya, ini justru menjadi terbalik kondisinya.

"Indonesia memang ada logika yang terbalik.Tingkat pengangguran SMK mendominasi pengangguran.  SMK yang menganggur 11 persen, sementara SMA 7 persen. Ini terbalik," ujarnya saat pemaparan di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (3/4/2019).

Baca juga: Indonesia Jadi Negara Maju, Bappenas: Tak Ada yang Instan Kecuali Mie

Selain itu kata dia, seharusnya peluang bekerja untuk lulusan SMK  bisa lebih besar. Sebab, lulusan SMK telah diberikan pendidikan khusus yang berorientasi siap kerja.

Sehingga kata dia, harus ada pembenahan untuk memperbaiki permasalahan dalam pendidikan vokasi. Supaya lulusan yang siap kerja dapat langsung disalurkan kepada industri yang membutuhkan tenaga kerja.

"Artinya masih ada yg harus dibenahi total dalam pendidikan vokasi," ungkapnya.

Baca juga: Dari Sengketa AS-China, WTO Turunkan Angka Pertumbuhan Perdagangan

Selain itu kata dia, meski secara hitungan angka pengangguran berkurang, namun melambat. Menurutnya, hal ini menunjukkan jika produktivitas meningkat namun ada peluang berkurangnya lapangan pekerjaan.

"Dan satu lagi, meskipun tingkat pengangguran kita relatif rendah 5,36 persen. Tapi ini masih didominasi sektor informal. Kalau informal belum cukup dilindungi asuransi. Kita perlu meningkatkan sektor formal dalam ekonomi kita," terangnya.

Sehingga kata dia, angkatan kerja juga harus didorong untuk menjadi wirausaha untuk menciptakan lapangan kerja baru untuk lebih banyak orang. "Kelemahan kita, orang pintar cukup, profesional cukup, yang kurang pengusahanya," pungkasnya.

Penulis :
Nani Suherni

Terpopuler