
Pantau.com - Ketegangan Amerika Serikat dan iran terus meningkat. Kejadian itu berawal militer Iran menjatuhkan pesawat tak berawak Amerika, yang diklaim telah melintasi perbatasan negara itu. Sementara AS bersikeras telah beroperasi di perairan internasional.
Presiden Iran Hassan Rouhani mendesak AS untuk kembali ke Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA), yang juga dikenal sebagai perjanjian nuklir Iran tahun 2015.
"Kami merekomendasikan kepada Eropa dan Amerika Serikat untuk mengadopsi pendekatan rasional lagi, untuk kembali ke meja perundingan. Menghormati hukum dan mematuhi keputusan Dewan Keamanan PBB, untuk bertindak dalam JCPOA dalam kondisi ini," katanya yang dikutip dari Sputnik, Rabu (3/7/2019).
Baca juga: Psst... Eropa Mulai Desak Iran Tangguhkan Pengayaan Uranium
Iran tetap berkomitmen pada kesepakatan nuklir dan akan 100 persen patuh padanya. Sementara itu, Panglima Tertinggi Pengawal Revolusi Islam, Mayor Jenderal Hossein Salami menjelaskan, pihaknya tengah mendapatkan tekanan yang sangat berat dari negara lain.
"Di bidang militer, kami telah sepenuhnya menutup jalan bagi musuh. Dalam situasi saat ini, musuh yang khawatir tentang pecahnya perang dan kekhawatiran ini terlihat dalam perilaku fisik dan taktis mereka Di persimpangan saat ini, perang ekonomi adalah medan utama bagi musuh untuk menghadapi kita," papar Shami,
Baca juga: Trump: Tak Jadi Serang Iran Jadi Modal Besar AS di Masa Depan
Pernyataan itu muncul setelah awal pekan ini Menteri Luar Negeri Israel Yisrael Katz mengumumkan bahwa perang ekonomi yang dipimpin AS terhadap Iran akan berhasil.
Setelah jatuhnya UAV Amerika, Presiden AS Donald Trump mengklaim bahwa ia telah menghentikan militer dari melakukan serangan balasan terhadap Republik Islam hanya sepuluh menit sebelum dimulainya operasi.
- Penulis :
- Widji Ananta






