
Pantau.com - Satgas anti mafia bola kembali memeriksa Sekretaris Jenderal, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Ratu Tisha Destria di Direktorat Tindak Pidana Korupsi Badan Reserse Kriminal Polri (Bareskrim), Kuningan, Jakarta, Jumat (4/1/2019). Dalam pemeriksaan ini lebih pada pembahasan upaya PSSI memerangi match fixing dari 2017.
Sebelumnya, Tisha diperiksa terjait dugaan pengaturan skor dalam sepakbola. Ia dimintai keterangan mengenai masalah mekanisme kerja PSSI dan tupoksi dari PSSI. Pada pemeriksaan pertama ia mengaku bahwa baru menjawab 23 pertanyaan dari 40 pertanyaan yang ditanyakan.
Tisha mengaku jika dalam pemeriksaan hari ini lebih kepada standar prosedur yang dilakukan oleh PSSI. Bahkan ia juga menceritakan jika memang dari tahun 2017 organisasi sepakbola itu sudah memerangi pengaturan skor, dan menjelaskan sudah bekerja sama dengan genius sport yang bisa menemukan bukti-bukti pengaturan skor.
Baca Juga: Dipanggil Satgas Anti Mafia Bola, LIB Tegaskan Posisinya
“Hari ini lebih ke standart operating prosedur di PSSI. Disebutkan juga langkah-langkah PSSI sejak 2017 memerangi matchfixing mulai dari kerjasama dengan Genius sport sampai dengan kerjasama. Dan hari ini saling terbuka antara PSSI dan Polri. Harapan ke depan jadi sinergi yag baik,” ujar Tisha di Ombudsman, Kuningan, Jakarta, Jumat (4/1/2018).
Sementara itu pada 20 Januari 2019, PSSI akan mengadakan kongres besar tahunan. Tisha pun mengatakan dalam kongres tersebut sudah pasti ada pembahasan mengenai pengaturan skor, tapi tidak akan mendalam dan PSSI pun tetap fokus pada pembahasan ke depan untuk Timnas.
“Pencegahan match fixing 2019 tidak terlepas dari kongres 20 Januari besok salah satunya juga akan mengedepankan intergritas salah satu program untuk PSSI sebagai bentuk komitmen,” tambahnya.
Baca Juga: Masalah Match Fixing Bakal Jadi 'Menu Utama' Kongres PSSI 2019
Sedangkan untuk kerjasama dengan Genius Sport ada yang perlu dibawa ke penyelidikan sendiri atau tidak, Tisha mengatakan bahwa kerjasama ini seperti dua sisi mata uang, hukum keolahragaan dan hukum positif yang tidak bisa PSSI jangkau. Karena itu dengan kerjasama ini sangat perlu bantuan Satgas yang dikembangkan ke komisi displin.
“Ini kan penyelidikan posisi nya pemeriksaan mekanisme organiasi seperti apa, kerja sama PSSI dan polri. Kami sangat menghargai itu, artinya untuk bisa mengetahui di area mana PSSI tidak bisa sendirian. Ini merupakan arena penuh Polri,” tuntasnya.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta