HOME  ⁄  Ekonomi

Pasca Turki Giliran Venezuela Krisis, Pemerintah RI: Kita Dalam Koridor Baik

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Pasca Turki Giliran Venezuela Krisis, Pemerintah RI:  Kita Dalam Koridor Baik

Pantau.com - Venezuela mengalami hiperinflasi yang mendorong harga komoditas melambung tinggi. Peningkatannya diprediksi mencapai 18.000% pada April lalu. Menanggapi hal tersebut, Staf Khusus Kepresidenan Bidang Perekonomian, Erani Yustika mengatakan kondisi Indonesia masih dalam koridor yang baik.

"Syukur Alhamdulillah, beberapa indikator kunci pemerintah dalam koridor baik inflasi dibahwa 4% itu modal yang bagus. Kedua defisit fiskal ditekan bahkan jauh dibawah 3%, tahun ini sekitar 2,1% tahun depan 1,8 persen," ujarnya saat ditemui usai diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (23/8/2018).

Ia menambahkan, kendati neraca perdagangan Indonesia masih terjadi defisit namun menurutnya, jika mengacu pada pola tahun lalu maka diperkirakan sampai akhir tahun diperkirakan akan surplus meskipun tidak akan setinggi seperti tahun 2017.

"Sehingga kalau nanti pada bulan-bulan berikutnya neraca perdagangan kita suprlus kembali maka tekanan terhadap nilai tukar kita juga tidak akan banyak," ungkapnya.

Baca juga: Miris! Ini Miliaran Bolivar Venezuela yang Hanya Cukup untuk Beli Tisu Toilet

Kemudian menurutnya, Indonesia tidak sama dengan negara-negara yang dilanda krisis. Depresiasi yang terjadi pada nilai tukar rupiah dinilai masih dalam kondisi yang moderat.

"Kita tidak terlalu turun drastis pelemahannya dan sekarang sudah mulai stabil kembali otoritas moneter khususnya BI serta kementerian keuangan terus ada di pasar dengan sigap nanti akan melakukan kebijakan-kebijakan baru seandainya kegiatan ekonomi mengalami perubahan-perubahan," paparnya.

Lebih lanjut pihaknya mengaku tidak memiliki kebijakan khusus menanggapi krisis yang terjadi di Venezuela.

"Tapi pemerintah terus mengelola memonitor suhu badan ekonomi dilakukan setiap hari," katanya.

Baca juga: Saat Mata Uang Anjlok, Presiden Venezuela Serukan Formula Ajaib?

Bahkan menurutnya, bank sentral sudah melakukan upaya memitigasi, misalnya menaikkan suku bunga acuan BI 7 Days Repo Rate (BI7DRR). Ia menilai, itu adalah bagian dari upaya dari pemerintah dan bank sentral untuk merespon perkembangan ekonomi di luar. 

"Bukan spesifik terhadap satu negara tapi keseluruhan itu dipantau, sampai sekarang saya kira tidak ada upaya dari pemerintah yang spesifik untuk itu. Pemerintah hanya melakukan monitoring secara keseluruhan kondisi ekonomi secara umum bukan per negara, ya saya kira sekarang berjalan masih seperti biasanya," pungkasnya.

Penulis :
Nani Suherni