Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Begini Cara Pedagang Tempe 'Akali' Harga di Tengah Penguatan Dolar AS

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Begini Cara Pedagang Tempe 'Akali' Harga di Tengah Penguatan Dolar AS

Pantau.com - Dolar Amerika Serikat semakin menunjukkan keperkasaannya. Akibatnya, mata uang di beberapa negara emerging marketnya tertekan. Pelemahan mata uang ini juga berdampak pada peningkatan harga produksi industri yang menggunakan bahan baku impor.

Pelemahan rupiah sejak awal tahun mengalami depresiasi hingga 7,8 persen. Terkait hal tersebut beberapa industri yang menggunakan bahan baku impor harus melakukan efisiensi. Salah satunya penjual tempe yang menggunakan bahan baku kedelai impor.

Baca juga: BI dan OJK Cek Perbankan Waspadai 'Spekulan' Dolar

Salah satu penjual tempe di Pasar Gondangdia, Faruq (36) mengaku mengurangi ukuran tempe yang mulanya 22 sentimeter menjadi 21 sentimer untuk penyesuaian kenaikkan harga dolar. Ia mengaku lebih baik mengubah ukuran dibandingkan kualitas produknya. Hal ini dilakukan sejak momentum ramadan lalu. 

"Ukurannya tadinya 22 sentimeter dikurangi jadi 21 sentimeter tapi dari puasa harga tetap Rp5.000 kita gak pernah naikin harga, cuma size aja harganya masih stuck segitu, pinter-pinter pedagang menyikapi kenaikkan harga aja," ujarnya saat ditemui di lokasi berjualannya, Rabu (5/9/2018).

Pedagang lainnya, Toradhi (61) mengaku lebih baik mengubah ukurannya dan meningkatkan harga jualnya. Sebab menurutnya, jika hanya mengurangi ukuran ia justru merugi.

"Saya jual Rp7.000 tapi jadi lebih tebal dan lebar, Tadinya Rp6.000 dibesarin ukurannya, daripada ukuran dikecilin dan harganya tetap biasanya jadi lebih rugi," ungkapnya.

Baca juga: Kedelai Impor Belum Pengaruhi Harga Tempe di Pasaran

Ia mengaku sudah melakukan penyesuaian ini sejak momentum hari lebaran. Namun menurutnya, konsumen tetap memilih sesuai seleranya. 

"Konsumen senangnya kadang yang mahal, kalau jual murah pembelinya kadang malah ragu-ragu, kalau buat makan konsumen biasanya (pilih) harus kulaitas terjaga harganya bisa lebih mahal tapi saya jual disini nomor satu kualitas," pungkasnya.

Penulis :
Nani Suherni