Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Gawat! Tahu Tempe Bisa Naik Rp 50 Ribu Perpapan Gegara Harga Kedelai ‘Paman Sam’ Melonjak

Oleh Tim Pantau.com
SHARE   :

Gawat! Tahu Tempe Bisa Naik Rp 50 Ribu Perpapan Gegara Harga Kedelai ‘Paman Sam’ Melonjak

Pantau.com - Harga tahu tempe, pangan setengah jadi yang menjadi favorit bangsa Indonesia dan beberapa negara dunia, akan mengalami kenaikan dalam beberapa bulan ke depan, seiring melonjaknya harga kedelai, bahan baku utama tahu tempe di Amerika Serikat.

Berdasarkan data Bloomberg, harga kedelai kini berada di level US$1.586 per bushel atau naik 0,62 persen.

Anggota Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ayep Zaki mengatakan lonjakan harga kedelai di Negeri ‘Paman Sam’, dapat membuat harga tempe di atas Rp 50 ribu per papan.

“Ini harus menjadi momentum bagi petani Indonesia untuk menggalakkan budidaya kedelai. Risiko sebagai negara pengimpor kedelai, Indonesia akan terus bergantung dengan negara pengekspor," kata Ayep dikutip dari keterangannya, Sabtu, 12 Februari 2022.

Salah seorang pengusaha Warteg dikawasan Meruya Jakarta Barat, Sunaryo, mengaku keberatan apabila harga tahu tempe naik, disaat daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih akibat pandemi Covid-19.

“Wes tekor (rugi) aku, tahu tempe itu makanan wajib yang harus ada di warteg. Kalo di tipisin lagi seperti dulu, nanti komplain yang makan,” kata  Sunaryo, ketika di hubungi pantau.com, Senin, 14 Februari 2022.

Bukan hanya Sunaryo, ke khawatiran serupa juga disampaikan oleh pencinta warteg, Sigit, yang mengaku tidak ingin makanan favoritnya hilang dari etalase warteg.

Selain lezat, kandungan protein dalam tahu tempe dianggap cukup memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuhnya.

“Kondisi kayak gini mas, mau makan daging mahal. Tahu tempe cukup (nutrisinya) sebagai pengganti daging. Jangan naikin lag, masak makan nasi sama sambel doang,” canda Sigit.

Sementara itu, Kementerian Pertanian (Kementan) tengah menargetkan produksi kedelai lokal pada tahun 2022 mencapai 1 juta ton. Target tersebut sebenarnya cukup tinggi dari realisasi produksi 2021 yang hanya 200 ribu ton.

Kementan menyatakan, peningkatan produksi kedelai harus terus diupayakan demi memenuhi kebutuhan produksi tahu dan tempe yang kini bergantung pada kedelai impor. (HIL)

rn
Penulis :
Tim Pantau.com