Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

BSI Didorong Segera Lakukan Audit dan Forensik Digital atas Masalah Lumpuhnya Layanan Perbankan

Oleh Aditya Andreas
SHARE   :

BSI Didorong Segera Lakukan Audit dan Forensik Digital atas Masalah Lumpuhnya Layanan Perbankan
Pantau - Pakar keamanan siber, Pratama Persadha mengatakan, Bank Syariah Indonesia (BSI) harus segera melakukan audit serta forensik digital untuk mengetahui penyebab gangguan layanan perbankan.

"Dengan melakukan audit serta forensik digital, maka baru akan diketahui apa yang menyebabkan beberapa layanan masih bermasalah sampai empat hari," ujar Pratama, Kamis (11/5/2023).

Beberapa langkah mitigasi yang harus dilakukan BSI, di antaranya melakukan pemulihan data dari database cadangan, melakukan pemeriksaan perkiraan celah keamanan, melakukan update aplikasi dan perangkat keras, serta melakukan pengecekan di sistem firewall IDS IPS.

Pada kondisi seperti ini, ujar Pratama, biasanya banyak justru yang memberikan kritikan, hujatan, bahkan amukan terhadap penyelenggara sistem, justru tidak memberikan dampak percepatan perbaikan.

Baca Juga: Sistem BSI Masih Error Bikin Mahasiswa Aceh Ini Kelaparan

"Memang betul pasti ada kesalahan yang terjadi sehingga sistem menjadi gangguan, tapi berilah waktu bagi penyelenggara sistem untuk melakukan pemulihan dan perbaikan," tuturnya.

Ia berharap, BSI terbuka perihal penyebab gangguan layanan sistemnya, sehingga kejadian yang dialami BSI dapat menjadi pelajaran bersama, baik untuk perbankan syariah maupun perbankan konvensional.

"Diharapkan kejadian serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari, baik di sistem yang sama atau di penyelenggara sistem yang lain," harapnya.

Baca Juga: Layanan BSI Bermasalah, Komisi XI Minta Tingkatkan Keamanan Siber

Sebelumnya, Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunardi mengonfirmasi adanya dugaan serangan siber terhadap layanan perbankan BSI yang menyebabkan kelumpuhan sejak Senin (8/5/2023).

"Kami temukan ada indikasi serangan siber. Kami ada temporary switch off untuk memastikan sistem aman, tapi tidak ada tebusan ya," ujar Hery saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (11/5/2023).

Namun, lanjutnya, perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik perihal dugaan serangan siber tersebut.
Penulis :
Aditya Andreas