
Pantau – Untuk menjadi negara maju, Indonesia perlu menggenjot pertumbuhan ekonomi hingga 8-9 persen. Begitu juga dengan rata-rata rasio pengusaha yang kudu mencapai 10-12 persen dari total populasi.
Akbar Himawan Buchari, Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Hipmi mengatakan, ekonomi Indonesia sedang pulih dengan pertumbuhan di level 5,03 persen. Sementara untuk mengarah menjadi negara maju, pertumbuhan harus digenjot hingga 7-8 persen.
Begitu juga dengan rasio pengusaha Indonesia yang baru mencapai 3,4 persen. Untuk menjadi negara maju, rata-rata rasio pengusaha terhadap total populasi harus naik menjadi 10-12 persen.
“Lalu, pertumbuhan ekonomi harus dinaikkan menjadi 8-9 persen. Untuk itu, kami berharap perhatian khusus dari Bapak Presiden agar bisa memperhatian UMKM kita yang ada di seluruh Indonesia,” kata Akbar saat menyampaikan sambutan di hadapan Presiden Jokowi pada Rapat Kerja Nasional Hipmi XVIII di Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (31/8/2023).
Lebih jauh ia mengharapkan adanya sinergitas antara swasta dan BUMN. Tujuannya, agar pasar atau kegiatan ekonomi tidak tumpang tindih. “Di bidang BUMN, kami berharap ini Pak, ini hasil rapat dengan teman-teman di 34 Provinsi,” ucapnya.
Sebab, sambung dia, pihaknya sebagai entitas swasta memiliki jumlah korporasi yang terhitung kecil di mana 70 persen rata-rata merupakan segmen UMKM dan hanya 30 persen yang masuk kategori korporasi.
“Kalau kami bersaing dengan BUMN, kami tidak akan bisa survive. Perlu adanya sinergitas agar bisa membagi pekerjaan, memandang ekonomi kita secara luas dan berbagi porsi jika ada pekerjaan yang akan dilaksanakan,” papar dia.
Selebihnya, Akbar juga berterima kasih kepada Presiden Jokowi lantaran di era kepemimpinannya banyak sekali menteri yang berasal dari alumni Hipmi. “Bukan hanya ketua umum (yang jadi Menteri) tapi juga ketua bidang (Hipmi),” tuturnya.
Ia pun menyebutkan sejumlah menteri yang berasal dari Hipmi, antara lain Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia yang merupakan mantan Ketua Umum dan langsung jadi menteri tanpa jeda. Sementara Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga S Uno menunggu terlebih dahulu. “Berjuang dulu baru jadi menteri,” ujarnya.
Lalu, Menteri BUMN Ercik Thohir. Begitu juga dengan kader dari Hipmi Jaya yang menjadi Menpora Dito Ariotedjo. “Kami merasa terhormat diberikan kesempatan kepada kader-kader Hipmi. Kami rasa masih kurang, kalau bisa ditambah lagi,” imbuhnya seraya berseloroh.
Akbar juga menyatakan dukungan Hipmi atas terlaksananya pemindahan Ibu Kota Negara. “Karena ini akan menciptakan kawasan-kawasan ekonomi baru yang teman-teman semua bisa merasakan manfaatnya dan pembangunan tidak hanya Jawa sentris seperti disampaikan Pak Menteri Investasi bahwa pembangunan hari ini 51 persen sudah ada di luar Jawa,” ucapnya.
Untuk itu, dia menegaskan, pembangunan IKN Nusantara harus dilanjutkan. “Makanya kami mengambil tema bahwa kolaborasi pengusaha muda mendorong terlaksananya Indonesia maju,” pungkas Akbar.
- Penulis :
- Ahmad Munjin
- Editor :
- Ahmad Munjin