
Pantau - Anggota Komisi VI DPR RI Harris Turino mempertanyakan bentuk utang BUMN PT Hutama Karya. Sebab, penyertaan modal negara (PMN) yang diajukan, salah satunya untuk membayar utang.
"Perusahaan kok rugi terus ya. Peran PMN katanya untuk mengurangi utang. Secara logika seperti apa?" tanya Harris dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI dengan sejumlah Dirut BUMN di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/9/2023).
Ia mengaku, pengajuan PMN sebesar Rp18,6 triliun dari Hutama Karya akan didukung. Karena, alokasi PMN ini untuk menyelesaikan proyek tol trans Sumatera tahap dua, serta membantu Waskita Karya dalam penugasannya
menyelesaikan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung dan Bocimi seksi Cibadak-Sukabumi Barat.
Namun, di sisi lain, Harris menyoroti mengenai keuangan Hutama Karya. Di antaranya, perihal laba operasi keuangan yang meningkat pada 2022 hingga mencapai sekitar Rp3 triliun.
"Ini paling rendah di antara karya-karya lain. Nah, secara nominal liabiltiasnya juga cenderung turun. Yang menarik, kenapa beban bunganya meningkat?" tanya Harris.
Padahal, liabilitas turun dari tahun 2020 sebesar Rp82 triliun, tahun 2021 sebesar Rp78 triliun, dan tahun 2022 sebesar Rp71 triliun. Akan tetapi, beban bunganya meningkat dari Rp1,89 triliun ke Rp3,085 triliun, dan tahun 2022 di Rp3,1 triliun.
"Utangnya dalam bentuk apa sehingga kenapa kok bebannya meningkat dan bagaimana strategi ke depannya dari Hutama Karya untuk mengatasi utang? Karena proyeksinya sampai 2027 rugi terus," tukasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas