
Pantau – PT Pertamina Gas Negara Tbk (PGN) mengungkapkan pundi-pundi kinerja operasional perseroan yang kinclong jelang tutup tahun 2023. Subholding gas Pertamina ini membeberkan semuanya mulai dari bisnis pengaliran gas bumi hingga regasifikasi liquefied natural gas alias LNG.
Aksi buka-bukaan itu dilakukan perseroan saat hadir dalam Public Expose Festival 2023 yang diselenggarakan Bursa Efek Indonesia (BEI) baru-baru ini. Emiten berkode saham PGAS ini memaparkan pencapaian dan perkembangan terkini perusahaan sampai dengan Triwulan III-2023.
Direktur Utama PGN, Arief Setiawan Handoko mengatkan, menjelang akhir 2023, kebijakan strategis yang ditempuh adalah secara konsisten menambah portofolio pelanggan baru untuk mencapai target volume pengelolaan gas bumi.
“PGN menjalankan Customer Acquisition guna mencapai penambahan pengelolaan volume gas bumi,” kata Arief sebagaimana dikutip dari Pertamina Energia Weekly yang terbit di Jakarta, Senin (4/12/2023).
Proses mendatangkan pelanggan baru ke bisnis perseroan itu dilakukan melalui penyediaan infrastruktur gas beyond pipeline (LNG & CNG retail) dan perluasan jargas rumah tangga. Tujuannya, untuk mendukung kebijakan pengurangan subsidi.
Pundi-Pundi Kinerja Operasional
Hasilnya, perseroan sukses mengalirkan gas bumi di bisnis transmisi sebesar 1.444 MMSCFD. Posisi ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 8 persen. Hal ini didukung oleh mengalirnya gas di Pipa Transmisi Gresik-Semarang.
Volume niaga gas bumi juga bertumbuh 5 persen atau menjadi 935 BBTUD di mana jumlah pelanggan mencapai lebih dari 839 ribu dengan volume terbesarnya dari pembangkit listrik, industri kimia, keramik, makanan dan pupuk.
Salah satu sebab peningkatan volume niaga karena rerata harga gas yang dijual PGN memang sangat kompetitif bila dibandingkan bahan bakar lain seperti HSD (setara 41,18 dolar AS per MMBTU), LPG 12 kg (setara 26,20 dolar AS per MMBTU) atau MFO (setara 33,74 dolar AS per MMBTU).
Menurut Arief, diversifikasi bisnis dikembangkan oleh anak perusahaan melalui pengembangan LNG Arun, proyek biomethane, dan optimasi WK Pangkah.
“Upaya diversifikasi usaha didorong melalui peran anak perusahaan sehingga target pertumbuhan pendapatan konsolidasi dapat diperoleh melalui bisnis lain,” tuturnya.
Portofolio usaha lain yang dilaksanakan beberapa anak perusahaan yang mencapai pertumbuhan kinerja kinclong adalah transportasi minyak sebesar 42,9 MMBOE. Angka ini bertumbuh 400 persen seiring penyaluran minyak melalui pipa Rokan.
Kemudian pada regasifikasi LNG terdapat kenaikan 21 persen menjadi 158 BBTUD karena adanya kenaikan permintaan di LNG Hub Arun.
Perseroan juga mengelola biaya secara optimal tanpa mengurangi aspek keamanan dan keandalan kegiatan usaha. PGN pun memastikan memiliki tim kerja yang andal melalui pengembangan kompetensi dan implementasi HSSE alias keselamatan dan kesehatan kerja demi kenyamanan bekerja.
Pendapatan Konsolidasi PGN
Seiring kinerja operasional tersebut, pendapatan konsolidasi yang dibukukan PGN meningkat sebesar 2 persen atau tercatat 2,69 miliar dolar AS. Kontribusi terbesar diperoleh dari bisnis niaga dan transmisi gas bumi sebesar 78 persen dan selebihnya merupakan usaha hulu dan lainnya.
Posisi kas setara kas masih terlihat solid untuk kebutuhan investasi dan modal kerja perusahaan di mana nilai yang dibukukan mencapai 1,04 miliar dolar AS. Angka ini mengalami penurunan dari periode yang sama tahun sebelumnya karena upaya perusahaan memperbaiki struktur utang melalui aksi korporasi pembelian kembali obligasinya.
Menurut Fadjar Harianto Widodo, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, posisi kas perseroan masih terhitung baik pasca-buyback tahun ini dan didorong dari operating cashflow yang terjaga.
“Selain itu melihat dari interest coverage ratio yang sebesar 10,3 kali serta rasio utang terhadap modal yang sebesar 0,5 kali maka PGN masih dalam kondisi likuiditas yang sehat. Bilamana ke depan dibutuhkan pembiayaan eksternal maka kesempatan itu masih terbuka untuk kami,” ujarnya.
Realisasi Belanja Modal
Selanjutnya, belanja modal sudah terealisasi sebesar 132 juta dolar AS. Sebanyak 57 persen digunakan untuk usaha hilir beserta lainnya. Selebihnya, untuk kebutuhan usaha di bidang hulu.
Beberapa proyek yang menyerap pemakaian modal tersebut di antaranya adalah gasifikasi kilang minyak Pertamina melalui Pipa Gas Senipah-Balikpapan, jaringan gas kota (jargas) dan revitalisasi terminal LNG Arun.
Pipa Senipah-Balikpapan telah terpasang sekitar 76 km dari target sekitar 78 km. Proyek ini merupakan bagian kontribusi sinergi PGN di Pertamina dalam mendukung kegiatan operasi Refinary Unit V Balikpapan. Pipa yang dibangun memiliki diameter 20 inch dan sudah dimulai sejak 2022.
102 Eibu Jaringan Gas PGN Jangkau 37 Kota/Kabupaten
Sebagai dukungan terhadap Pemerintah menjalankan proyek strategis nasional, pembangunan jargas yang dibiayai PGN telah dilaksanakan di 37 kota/kabupaten dengan berbagai moda transportasi. Pembangunan yang telah terselesaikan sebanyak 102.354 sambungan rumah.
Sementara upaya revitalisasi aset Terminal LNG Arun dilaksanakan sehubungan upaya menangkap potensi pasar LNG Asia yang sangat menarik. Tangki yang tidak teroptimalkan akan dimodifikasi sehingga kapasitas dengan desain 127.000 m3 dapat beroperasi kembali ke depannya. Adapun proyek ini sekarang dalam tahap mencari mitra kerja untuk pekerjaan Engineering-Procurement-Construction (EPC).
PGN juga akan terus aktif berkontribusi dan memanfaatkan peluang pencapaian target Net Zero Emission melalui pengembangan biometana. Proyek ini merupakan upaya menjaga keberlanjutan bisnis gas bumi PGN yang memanfaatkan limbah sawit.
Potensi permintaannya ditaksir dapat mencapai sekitar 5,2 MMSCFD. Sejauh ini proyek masih dalam proses penyusunan Front End Engineering Desain (FEED).
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan Pertamina terus mengukuhkan tekadnya untuk menjadi perusahaan berkelas dunia dan menjunjung tinggi nilai korporasi dan kepentingan pemegang saham.
Pertamina juga akan terus mengembangkan gas bumi sebagai jembatan transisi energi menuju energi baru terbarukan.
“Kinerja positif seluruh Subholding Pertamina akan mendukung pencapaian target Pertamina sebagai Global Energy Champion. Pada saat yang sama, Pertamina akan terus mengurangi emisi karbon untuk mengejar target NZE 2060,” imbuh Fadjar.
- Penulis :
- Ahmad Munjin