
Pantau - Calon Presiden Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo mewanti-wanti pengguna Dana Anggaran Pembelian Alat Utama Sistem Senjata alias Alutsista Kementerian Pertahanan (Kemenhan) untuk berhati-hati. Menurut dia, dana itu harus disesuaikan dengan kebutuhan dan sistem pertahanan Indonesia secara lebih teliti dan hati-hati.
Sebagai informasi, anggaran belanja Alutsista pada periode 2020-2024 mengalami kenaikan dari 20,75 miliar dolar AS menjadi 25 miliar dolar AS. Angka ini setara dengan Rp385 triliun.
"Saya kira pengguna Alutsista yang mesti ditanya. Apakah itu Angkatan Udara, Angkatan Laut, Angkatan Darat. Apa sebenarnya yang dibutuhkan dengan melihat situasi yang ada di sana," ucap Ganjar di kediamannya, Jalan Taman Patra Raya, Setiabudi, Jakarta Selatan, sebagaimana dikutip dari Antara, Kamis (14/12/2023).
Dia menegaskan dana anggaran yang diperoleh dari pinjaman luar negeri harus dikelola dengan hati-hati. Hal ini bertujuan untuk menampik isu-isu negatif terkait potensi penyalahgunaan anggaran.
"Kemarin mau beli pesawat bekas. Iya, kan? Bagaimana kalau korupsi kita juga cegah," ujarnya.
Menurut data Tren Vonis Korupsi ICW, kerugian negara akibat kasus korupsi sejak 2013 hingga 2022 mencapai Rp236,4 triliun. Karena itu, menurut Ganjar, dana anggaran dengan nilai fantastis itu harus digunakan sebaik-baiknya.
Ia juga meminta awak media untuk bertanya perihal penambahan anggaran tersebut secara langsung kepada kepala staf di tiga matra TNI.
Sebab, Staf TNI merupakan pihak yang paling mengetahui kondisi pertahanan Indonesia saat ini. Ia pun menyarankan pihak terkait untuk tidak melakukan pembelian Alutsista jika kondisinya tidak urgent.
"Kalau tidak, ya jangan dan harus berani ngomong pada soal kebutuhan agar kemudian nanti tidak keliru pada saat dieksekusi," pungkas Ganjar.
(Laporan: Nur Nasy’a Dalila)
- Penulis :
- Ahmad Munjin
- Editor :
- Ahmad Munjin