
Pantau - Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher menyampaikan keprihatinan terkait langka dan mahalnya beras di pasaran dalam beberapa bulan terakhir. Menurutnya, situasi ini mungkin disebabkan oleh kesalahan penerapan kebijakan bantuan sosial (bansos).
Netty menyatakan kekhawatirannya atas potensi penurunan daya beli masyarakat terhadap bahan pokok.
Ia menyoroti masa mendekati bulan suci Ramadan dan Idulfitri, di mana permintaan akan bahan pokok umumnya meningkat.
Netty tidak sependapat dengan klaim pemerintah yang menyatakan kelangkaan dan kenaikan harga beras disebabkan oleh perubahan cuaca yang mempengaruhi hasil panen.
Menurutnya, kebijakan bansos yang tidak terencana dan tidak mempertimbangkan ketersediaan pasokan juga berkontribusi terhadap kelangkaan beras.
"Alasan adanya El Nino dan gagal panen bukanlah faktor tunggal yang membuat beras menjadi langka dan mahal. Kebijakan bansos yang ugal-ugalan tanpa memikirkan ketersediaan pasokan juga menjadi faktor penyebab beras langka,” ujarnya, Jumat (23/2/2024).
Netty menyoroti kebijakan bansos yang dianggapnya berlebihan, terutama menjelang pemilu. Dia berpendapat bahwa situasi tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan darurat seperti pada masa pandemi Covid-19.
"Dalam situasi ini, pemerintah harus berani mengakui dan mengevaluasi kebijakan bansos yang terkesan berlebihan, terutama jelang pemilu kemarin yang lebih sering dan lebih banyak ketimbang pada masa pandemi. Tanggung jawab negara adalah menyediakan bahan pangan murah dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat," tambahnya.
Netty meminta pemerintah untuk segera mengambil langkah-langkah nyata dalam menanggulangi kelangkaan dan kenaikan harga beras.
Ia menyarankan penerapan operasi pasar dan kontrol distribusi sebagai langkah efektif. Netty menekankan pentingnya memastikan bahwa tidak ada pihak yang memanfaatkan situasi sulit ini untuk keuntungan pribadi, seperti penimbunan beras.
“Tanggung jawab negara untuk menyediakan bahan pangan murah dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. Segera atasi kelangkaan dan kemahalan ini dengan cara-cara efektif, seperti operasi pasar dan kontrol distribusi,” tegas politisi Fraksi PKS ini.
"Pastikan tidak ada kelompok yang bermain di air keruh, misalnya, adanya penimbunan guna mengeruk keuntungan," tandasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas
- Editor :
- Khalied Malvino