Pantau - Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto meminta pemerintah untuk menyiapkan skenario agar tidak merugikan masyarakat kurang mampu dalam rencana penerapan pembatasan distribusi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 2025.
Menurutnya, langkah ini harus diimplementasikan dengan sangat hati-hati, termasuk dalam penetapan kriteria kendaraan bermotor yang akan dibatasi serta tahapannya.
"Jangan sampai kebijakan ini menimbulkan masalah baru di masyarakat," ujar Mulyanto, Sabtu (25/5/2024).
Mulyanto mengakui, pembatasan distribusi BBM bersubsidi, sebagaimana tercantum dalam dokumen Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal tahun 2025, memang perlu dijalankan oleh pemerintah.
Ia menekankan, wacana ini sudah lama berkembang karena adanya ketidaktepatan sasaran yang memicu ketidakadilan dalam distribusi BBM bersubsidi.
"Di mana orang kaya atau mobil mewah kedapatan masih banyak yang menggunakan BBM bersubsidi. Padahal BBM bersubsidi ini kan ditujukan untuk masyarakat miskin dan rentan," kata Mulyanto.
Mulyanto juga mencatat bahwa ketidaktepatan sasaran dalam pendistribusian BBM bersubsidi tidak hanya terjadi di sektor transportasi pribadi, tetapi juga di sektor pertambangan dan industri.
Ia menyebut, kendaraan tambang, industri, dan perkebunan yang semestinya tidak menggunakan BBM bersubsidi diketahui masih memanfaatkan subsidi tersebut.
"Jadi Pemerintah wajib menertibkan soal distribusi BBM ini dengan merevisi Perpres terkait, agar semakin berkeadilan," terangnya.
Mulyanto menambahkan, teknis pelaksanaan pembatasan BBM bersubsidi ini masih belum dibahas di Komisi VII DPR RI.
Namun, hal tersebut diharapkan akan segera dibahas setelah penyelesaian pembahasan asumsi makro RAPBN 2025.
Untuk diketahui, pemerintah berencana melakukan pembatasan distribusi BBM bersubsidi dengan tujuan mengurangi konsumsi BBM Solar dan Pertalite pada tahun 2025.
Kebijakan ini diharapkan dapat memastikan subsidi tepat sasaran dan mengurangi beban anggaran negara yang tidak seharusnya dinikmati oleh golongan masyarakat mampu dan sektor-sektor industri tertentu.
- Penulis :
- Aditya Andreas
