
Pantau - Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, Abdul Wachid menyatakan dukungannya terhadap langkah Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan yang melakukan sidak terhadap belasan Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE).
Dalam sidak tersebut, Mendag dikabarkan menemukan adanya praktik kecurangan dengan mengurangi isi gas elpiji 3 kg atau tabung melon.
"Saya sangat mendukung operasi Mendag terkait gas elpiji melon atau subsidi," ujar Wachid kepada wartawan, Senin (27/5/2024).
Wachid berharap, operasi yang dilakukan oleh Mendag tidak hanya terbatas di Jakarta, tetapi juga diperluas ke seluruh Indonesia. Ia menekankan, masalah serupa juga terjadi di berbagai daerah.
"Saya minta tidak hanya di Jakarta, tetapi langkah operasi ini juga ke seluruh Indonesia. Di Jateng malah lebih parah lagi," tegasnya.
Wachid mengungkapkan bahwa dirinya sering menerima laporan dari para pedagang kecil (UMKM) di Jepara, Kudus, dan Demak mengenai keluhan terkait distribusi elpiji.
Selain itu, ia menyatakan, Pertamina hanya melakukan distribusi gas elpiji 3 kg pada hari kerja, yang menyebabkan harga gas subsidi meningkat karena kelangkaan barang.
"Akhirnya harga gas subsidi jadi mahal sampai di harga Rp 25.000 per 3 kg yang seharusnya Rp 18.000. Kejadian ini sangat meresahkan para UMKM," ungkapnya.
Wachid berharap, Kementerian Perdagangan (Kemendag) lebih intensif melakukan operasi ke sejumlah SPBE lainnya untuk memastikan ketersediaan dan kualitas gas elpiji bagi masyarakat.
"Saya minta Mendag turun tangan mengatasi persoalan isi gas yang kurang dan memastikan distribusi gas dilakukan setiap hari, tanpa hari libur," tegasnya.
Terakhir, Wachid mendesak pemerintah memberikan sanksi tegas terhadap SPBE-SPBE yang melakukan praktik kecurangan usaha.
"Bagi SPBE yang mengurangi timbangan atau isi gas, jangan hanya diberi sanksi administrasi, tapi wajib dicabut izinnya," tandasnya
- Penulis :
- Aditya Andreas