
Pantau.com - Indonesia dan Inggris sepakat terus aktif mencegah makin berlarutnya perang dagang Amerika Serikat dan China, karena tidak akan ada yang diuntungkan tapi justru akan merugikan semua negara.
"Kami berdua menteri perdagangan ingin Indonesia dan Inggris memiliki peran aktif mencegah berlarutnya perang dagang AS dan China," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dari keterangan presnya, Senin (5/11/2018).
Hal tersebut disampaikan Enggar yang didampingi Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Arlinda usai dirinya melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Internasional Inggris Liam Fox.
Baca juga: Duh! (Ngaku) Millennials Tapi Belum Investasi Saham?
Enggar berada di Shanghai bersama Menko Kemaritiman Luhut B Panjaitan menghadiri pembukaan "The1st China International Import Expo" (CIIE) di National Exhibition and Convention Center, Shanghai, China, pada 5-10 November 2018 yang dibuka Presiden China Xi Jinping. Pameran tersebut merupakan pameran impor terbesar yang dilakukan Pemerintah China.
Dikatakan, perang dagang terbuka antara AS dan China harus segera diredakan karena akan mengganggu perekonomian semua negara.
"Kita melihat untuk jangka panjang perang dagang sangat merugikan semua negara, sehingga semua negara harus ikut menghentikan," kata Enggar.
Terkait perdagangan bilateral kedua negara, kedua Mendag sepakat akan saling meningkatkan hubungan perdagangan yang selama ini telah terjalin baik.
Mendag Inggris, kata Enggar, tadi minta kepada Indonesia untuk membuka lebih mudah produk ternak asalnya masuk ke Indonesia yang dinilai memberikan hambatan nontarif.
"Inggris katakan bahwa unggas mereka sudah bebas dari penyakit flu burung, sehingga aman diekspor ke Indonesia," tambahnya.
Baca juga: Info Promo Buat Kalian Para Pencari Diskon di Awal Bulan
Kedua Mendag dalam pertemuan bilateral juga sepakat akan terus meningkatkan hubungan perdagangan yang selama ini telah berjalan baik.
Total perdagangan Indonesia-Inggris tahun 2017 sebesar 2,4 miliar dolar AS yang terdiri ekspor Indonesia sebesar 2,4 miliar dolar AS dan impor 1 miliar dolar AS, sehingga Indonesia surplus 0,4 miliar dolar AS.
Produk utama ekspor Indonesia ke Inggris antara lain alas kaki, produk kayu, kopi dan mesin cetak. Sementara impor Indonesia dari negara di Eropa itu antara lain produk kertas, obat-obatan, alat listrik, serta perlengkapan pesawat dan helikopter.
- Penulis :
- Nani Suherni