
Pantau – Aksi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang terus merealisasikan pembelian kembali alias buyback saham hingga November 2024 dinilai ampuh melambungkan harga saham perseroan.
Di sepanjang keberjalanan buyback, harga saham perseroan naik dari Rp53 per saham pada 11 Juni 2024 menjadi Rp71 per saham per 29 November 2024 atau mengalami kenaikan sebesar hampir 34 persen.
Pada sesi kedua perdagangan Selasa (10/12/2024) pukul 15.23 WIB, saham GOTO ditransaksikan menguat 1 poin (1,3 persen) ke Rp79 dengan harga tertinggi Rp80 dan terendah Rp78. Jumlah lot yang ditransaksikan mencapai 28,9 juta senilai Rp229,7 miliar.
Pola rebound harga saham GOTO yang sejalan dengan buyback menunjukkan bahwa strategi alokasi modal yang efektif untuk meningkatkan nilai bagi para pemegang saham. Ini menjadi preseden baik untuk aksi korporasi buyback di pasar saham Indonesia.
Research Analyst MNC Sekuritas Muhamad Rudy Setiawan mengungkapkan hal itu dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (10/12/2024).
Baca juga: Faktor ‘Window Dressing’ bakal Gairahkan Laju Saham GOTO
Dengan merogoh kocek Rp3,2 triliun atau setara dengan 200 juta dolar AS mengacu pada kurs rupiah Rp16.000 per dolar AS, GOTO dinilai masih memiliki likuiditas dan ruang untuk kembali melanjutkan buyback saham.
“Ini akan menjadi katalis positif untuk harga saham ke depan," ucapnya.
GOTO melakukan pembelian kembali saham sebanyak 2.606.837.200 mengacu pada Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per akhir November 2024.
Sejak mendapatkan restu dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 11 Juni 2024, perseroan telah merealisasikan buyback sebanyak 16.971.442.703 saham. Saham hasil dari buyback selanjutnya disebut sebagai saham treasuri.
Kemudian pada RUPSLB 30 Agustus 2024, GOTO juga mendapat restu dari pemegang saham untuk menarik kembali saham treasuri sebanyak 10.264.665.616 saham. Sebanyak 10.264.665.616 saham treasuri tersebut merupakan saham GOTO yang di-buyback pada periode pra-IPO dan telah selesai ditarik kembali per 11 November 2024.
Baca juga: Longsor 20 Persen, Saham GOTO Sandera Laju IHSG Pekan Lalu
Walhasil, total saham treasuri perseroan, berdasarkan Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per akhir November 2024 mencapai 16.971.442.703, atau setara dengan 1,42 persen dari total saham beredar perseroan setelah penarikan kembali saham treasuri untuk periode buyback pra-IPO.
Muhammad, Analis NH Korindo Sekuritas Richard Jonathan Halim mengungkapkan hal senada. Strategi GOTO melakukan buyback dinilainya efektif meningkatkan optimisme di pasar sehingga mampu membuat harga saham terkerek naik.
Selain buyback, Richard juga melihat tren kenaikan harga saham GOTO ditopang oleh fundamental perseroan. "Kenaikan harga saham bukan semata-mata hanya karena buyback, tapi juga perbaikan profitabilitas yang signifikan ketika valuasi sudah sangat terdiskon" ungkap dia.
Richard menjabarkan GOTO menargetkan untuk mencapai EBITDA grup yang disesuaikan mencapai titik impas (breakeven) untuk keseluruhan tahun buku 2024.
"Apabila di kuartal 3-2024 EBITDA grup yang disesuaikan sudah positif Rp137 miliar, maka untuk mengejar setidaknya EBITDA grup yang disesuaikan positif Rp72 miliar di kuartal 4-2024 adalah hal yang sangat feasible," ucapnya.
Baca juga: Pabrik Motor Listrik Electrum Jadi Angin Segar untuk Saham GOTO
Kemungkinan GOTO mencapai EBITDA grup yang disesuaikan positif di kuartal 4-2024 dinilai dia tergolong tinggi. Itu terutama ditopang dengan strategi mass market untuk mendorong pertumbuhan, produk premium untuk meningkatkan margin di unit bisnis On-Demand Services (ODS) serta unit bisnis financial technology (fintech) dengan bisnis lending-nya.
Sejumlah analis pun menetapkan target harga saham GOTO di atas Rp100 per saham lantaran melihat prospek tersebut.
Sebut saja IndoPremier Sekuritas yang dalam riset terbarunya menaikkan target harga saham GOTO menjadi Rp110 per saham dari sebelumnya Rp105 per saham. Begitu juga dengan broker asing Maybank Kim Eng Sekuritas yang menaikkan target harga saham GOTO menjadi Rp105 per saham dari sebelumnya Rp95 per saham.
- Penulis :
- Ahmad Munjin
- Editor :
- Ahmad Munjin