
Pantau - Tren penawaran saham perdana ke publik atau Initial Public Offering (IPO) di pasar modal Indonesia cenderung menurun di tahun 2024. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), ada 39 perusahaan yang IPO pada tahun ini dengan nilai pendanaan mencapai USD 368 juta.
Nilai tersebut menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, di mana terdapat 79 perusahaan yang IPO dengan dana sebesar USD 3,6 miliar.
Ketua Dewan Penasihat Asosiasi Emiten Indonesia sekaligus Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berharap tren perusahaan yang melakukan IPO bisa kembali meningkat. Di samping itu, Airlangga menekankan perlunya mendalamkan struktur IPO di dalam negeri.
Baca juga: 21 Perusahaan Tercatat Antre Gelar IPO di Pasar Modal
“Kita tetap berharap bahwa IPO akan terus bisa ditingkatkan dan juga diharapkan underwriter diberi kekuatan (nilai yang bisa di-underwrite) lagi Karena beberapa kali kan memang kita harus mengundang investor luar dari Singapura, dari Hongkong, dari Eropa dan yang lain,” kata Airlangga
Airlangga menjelaskan, keberadaan industri asuransi diperlukan karena sifatnya pembiayaan jangka panjang. Sedangkan market IPO juga membutuhkan industri yang sifatnya pembiayaan jangka panjang.
Baca juga: Raih Dana Segar Rp71,40 Miliar dari IPO, PART Siap Ekspansi Bisnis
“Kan kita tahu bank asing menguasai itu. Tidak salah, tetapi juga kita harus memperkuat kemampuan dari underwriter di dalam negeri,” kata Airlangga.
Meski demikian, Airlangga optimistis tren IPO akan kembali meningkat di tahun 2025. “Kalau pemerintah selalu optimis,” ujarnya.
Baca juga: Incar Dana Segar Rp75 Miliar, Gunanusa Eramandiri Siap Melantai di Bursa Saham
- Penulis :
- Wulandari Pramesti