Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

OJK Sebut Pasar Modal RI Kalah dari India-Malaysia

Oleh Wulandari Pramesti
SHARE   :

OJK Sebut Pasar Modal RI Kalah dari India-Malaysia
Foto: OJK Sebut Pasar Modal RI Kalah dari India-Malaysia (dok. OJK)

Pantau - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan kontribusi pasar saham Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih rendah.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar mengatakan, posisi Indonesia tertinggal oleh India, Thailand, dan Malaysia.

“Kontribusi pasar saham terhadap PDB, walaupun tumbuh masih berada di bawah negara kawasan seperti India sebesar 140 persen, Thailand 101 persen, atau Malaysia 97 persen,” kata Mahendra.

Baca juga: PDB Tembus Rp22.700 Triliun, IMF Sejajarkan RI dengan Sejumlah Negara Eropa

Menurutnya, untuk merealisasikan ruang dan potensi pertumbuhan pasar modal yang masih sangat besar, diperlukan penguatan ekosistem pasar modal RI.

“Sehingga meningkat aspek integritas pasar yang menjadi latasat utama a well-functioning and efficient capital market,” ujarnya.

Mahendra menekankan kinerja pasar modal yang positif merupakan modal penting untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional.

Pada tahun 2025 OJK bersama seluruh pemangku kepentingan berkomitmen untuk mengimplementasikan berbagai program strategis pemerintah.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Ambisius, Airlangga Ungkap Skenarionya

Berbagai program tersebut difokuskan pada penguatan dan pengembangan pasar modal. Salah satunya melalui peningkatan pendalaman pasar, seperti peningkatan kuantitas dan kualitas perusahaan tercatat.

Program strategis ini dilaksanakan melalui berbagai inisiatif termasuk meningkatkan porsi saham free float dan mendorong perusahaan dengan kapasitas yang sebesar untuk melantai di bursa.

“Program ini dilaksanakan melalui peningkatan peran investor institusi pada pasar perdana dan sekunder di pasar modal,” kata Mahendra.

Baca juga: Inilah 3 Peraturan Baru OJK demi Perkuat BPR dan BPRS

Dalam konteks ini, Mahendra bilang, OJK mendorong optimalisasi penggunaan efek beragunan aset untuk mendukung likuiditas pelaksanaan program 3 juta rumah. Untuk OJK siap mendorong sinergi untuk memperkuat skema dan ekosistem efek beragunan aset tersebut.

“Kami juga akan mengembangkan produk baru dan optimalisasi pemanfaatan produk pasar modal yang existing termasuk busa karbon dan produk yang berwawasan ESG,” kata Mahendra.

Baca juga: OJK Sebut Geopolitik hingga Suku Bunga Tinggi Jadi Tantangan Ekonomi 2025

Penulis :
Wulandari Pramesti