
Pantau - Verdhana Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dengan target harga Rp3.800. Ini mencerminkan Price to Book Value (PBV) 3,4 kali dan Price to Earnings Ratio (PER) 21 kali.
Sementara pada perdagangan Selasa (25/2/2025), saham BRIS ditutup melemah Rp80 (2,6 persen) ke posisi Rp2.990 per unit saham. Dengan penutupan ini, harga sahamnya memberikan ruang cuan bagi pemodal sebesar Rp810 atau 27 persen. Kamu tertarik?
“Risiko saham ini adalah pemburukan kondisi makro ekonomi, perubahan regulasi yang tak kondusif, pengetatan likuiditas, pemburukan kualitas kredit, dan biaya operasional yang terus melambung,” tulis Verdhana dalam riset seraya mewanti-wanti, dikutip di Jakarta, Selasa (25/2/2025).
Saat ini, BSI yang berkode saham BRIS merupakan bank Himbara yang belum masuk Danantara, berbeda dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).
Baca juga: Kinerja Saham Positif di Tengah Ketidakpastian Pasar, Begini Respons BRIS
Target harga itu mengacu pada perseroan yang mencetak pertumbuhan laba bersih 15 persen menjadi Rp590 miliar pada Januari 2025. Saham BRIS mendapatkan rekomendasi positif dan target harga tinggi dari sejumlah analis.
Berdasarkan riset Verdhana Sekuritas, net financing/margin income (NFI) BSI mencapai Rp1,5 triliun, naik 11 persen. Sedangkan Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan (PPOP) naik 16 persen menjadi Rp1 triliun.
Laba bersih secara bulanan memang turun dari Desember yang cukup tinggi. Namun, Verdhana memprediksi BSI bisa mencetak kinerja lebih kuat di bulan-bulan berikutnya.
Pasalnya, emiten tersebut menguasai industri perbankan syariah nasional, bahkan cenderung monopoli. “ROAA cukup solid sebesar 1,8 persen sedangkan ROAE 15,6 persen.”
Baca juga: Mulai Tancap Gas, Rekomendasi Beli 8 Saham Bank Termasuk BBRI
Dari sisi neraca, BRIS membukukan pertumbuhan pembiayaan 17 persen Januari 2025. Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 11 persen, dengan LFR 86,4 persen.
Pembiayaan BRIS diprediksi tetap kuat di atas kinerja sektornya. Sebab, perseroan memiliki biaya dana lebih stabil, yang bisa mengurangi tekanan ke margin.
“Dalam pandangan kami, ini akan menjadi motor pertumbuhan laba bersih BRIS dalam jangka pendek,” demikian tulis Verdhana Sekuritas.
Baca juga: Tumbuh 34 Persen, BSI Kempit ‘Fee Based Income’ Rp4,99 Triliun
Sanggahan: Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham. Pantau.com dan analis yang merekomendasikan tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor.
- Penulis :
- Ahmad Munjin