
Pantau - Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Papua Barat menyalurkan bantuan keagamaan senilai Rp9.571.340.000 untuk operasional organisasi keagamaan, pendidikan keagamaan, dan lainnya.
Bantuan itu diserahkan secara simbolis oleh Kepala Kantor Wilayah Kemenag Papua Barat Luksen Jems Mayor kepada sejumlah penerima bantuan saat rapat kerja di Manokwari, Selasa.
Dia mengatakan bantuan tersebut bersumber dari DIPA Kemenag RI melalui Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Islam, Ditjen Bimas Kristen, Ditjen Bimas Katolik, Ditjen Bimas Hindu, Ditjen Bimas Buddha, dan Ditjen Pendidikan Islam.
Baca juga: Agar Tak Tumpang Tindih, DPR Minta Tugas BP Haji dan Kemenag Diperjelas
Menurut dia, tujuan penyaluran bantuan, antara lain mendorong peningkatan mutu pembelajaran keagamaan, pembinaan kehidupan umat beragama, dan penguatan peran lembaga keagamaan.
Hal tersebut berdampak positif terhadap upaya pemerintah memperkokoh kerukunan dan toleransi kehidupan antarumat beragama di wilayah Papua Barat maupun Papua Barat Daya.
"Bantuan operasional yang diberikan sudah sepantasnya digunakan dengan baik demi kepentingan umat beragama," ucap Luksen.
Baca juga: Kemenag Sebut Seluruh Jemaah Haji Reguler dan Petugas Haji Terlindungi oleh JKN
Selain penyaluran bantuan, kata dia, Kemenag Papua Barat juga berkomitmen meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan bagi umat beragama melalui penyusunan empat desain layanan.
Empat desain itu meliputi layanan urusan keagamaan, layanan pendidikan agama dan keagamaan, layanan kerukunan antarumat beragama, dan layanan transformasi digital.
"Kami berkomitmen mendekatkan layanan supaya masyarakat merasakan manfaat dari layanan itu," ujar Luksen.
Baca juga: Banyak Diapresiasi, Menag Nasaruddin Umar Minta ASN Kemenag Makin Profesional
Dia juga mengajak semua komponen masyarakat di Papua Barat dan Papua Barat Daya berperan aktif memelihara nilai-nilai toleransi umat beragama dalam kehidupan sehari-hari.
Potret kehidupan masyarakat yang mampu menghargai keberagaman suku, budaya, ras, dan agama merupakan modal utama mendukung keberhasilan pembangunan daerah.
"Kita semua harus hidup rukun, hidup damai, dan saling menghargai perbedaan. Jaga persatuan, jangan sampai ada perpecahan," kata Luksen.
Baca juga: Kemenag Catat Sebanyak 11.232 Jemaah Haji Khusus 2025 Telah Melunasi Biaya
- Penulis :
- Wulandari Pramesti