
Pantau – Para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) bawang goreng di Desa Wombo Kalonggo, Kabupaten Donggala mendapatkan pelatihan terkait pembuatan kemasan dan promosi produk dari Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Bahasa Inggris Universitas Tadulako.
Sosialisasi itu bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
"Ini salah satu kegiatan proyek kepemimpinan bertajuk Wombo Berdaya dalam optimalisasi usaha dan studi terpadu di Desa Wombo Kalonggo, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala, " kata Ketua Kelompok Proyek Kepemimpinan, Nur Rabiatul Adawiat di Donggala, Sabtu (15/3/2025).
Dalam proyek kepemimpinan itu, pihak kampus berkolaborasi serta melibatkan pemerintah desa Wombo Kalonggo dan SDN 10 Tanantovea. Para mahasiswa memberikan edukasi baik kepada masyarakat setempat maupun peserta didik di sekolah tersebut.
Baca juga: Ramadan Street Carnival Bintaro, Dorongan Baru bagi UMKM dan Ekonomi Masyarakat
"Tujuan kegiatan ini guna membantu pengembangan identitas usaha bawang goreng serta membantu pelaku UMKM dalam pembuatan kemasan dan promosi produk ke pasaran," tuturnya.
Salah satu alasan memilih Desa Wombo Kalonggo sebagai lokasi proyek kepemimpinan lantaran sebagian besar masyarakat di wilayah itu memiliki UMKM bawang goreng yang perlu dikembangkan.
Belum lagi dengan masih kurangnya identitas usaha dan strategi pemasaran pada UMKM bawang goreng di Desa Wombo Kalonggo.
Pelatihan dan sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan pendapatan serta membantu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.
Baca juga: Daya Beli Lesu, BI Ingatkan Risiko Perlambatan Kredit
Manfaat lainnya adalah dapat menjadi contoh pengembangan UMKM dan pendidikan nonformal bagi Desa Wombo Kalonggo.
"Pada intinya mendorong pertumbuhan ekonomi dan kualitas SDM di wilayah tersebut, " ujarnya.
Proyek kepemimpinan itu, menurut Nur, turut memberikan sejumlah solusi pendampingan yang dilakukan kepada pelaku UMKM di desa itu.
"Solusi pendampingan seperti penataan nama usaha UMKM menjadi Bawang Goreng Putri Kaili milik ibu Kasmida dan pembuatan logo maupun stiker kemasan, sehingga memudahkan dalam proses pemasaran ke depannya," paparnya.
Baca juga: Penyaluran KUR BRI Capai Rp27,72 Triliun dalam Waktu Dua Bulan Pertama 2025
Kelompoknya juga bakal memberikan edukasi kepada masyarakat terkait strategi pemasaran dengan memanfaatkan media sosial.
"Selama ini kan masyarakat ini masih secara manual membawa hasil produksinya secara massal ke pasar tanpa adanya label, ke depan kami ingin meningkatkan jumlah pendapatan masyarakat Desa Wombo Kalonggo dengan adanya label dan kemasannya," ucapnya.
Kepala Desa Wombo Kalonggo Zulfikar pun mengapresiasi kegiatan dan program tersebut yang bersama-sama membantu mengembangkan UMKM bawang goreng.
"Kegiatan ini merupakan terobosan di desa kami untuk melakukan pendampingan terhadap pelaku UMKM khususnya usaha bawang goreng," beber dia.
Baca juga: Kadin DKI Siap Gelar Pasar Sembako Murah Selama Ramadan hingga Bantu UMKM
Salah satu kendala pelaku UMKM di desa itu, dijelaskan dia, adalah terkait pemasaran hasil produksi bawang goreng itu.
"Karena itu, masing-masing UMKM ini membawa sendiri hasil produksinya ke pasar mencari pelanggan," sebut dia.
Ke depan, ia berharap ada perhatian dari pemerintah daerah dalam jangka panjang terkait pengembangan bawang goreng di desanya.
"Selama ini kendala kami ada pada bagian pemasaran dan pendanaan, sehingga harapannya ada upaya dan dukungan semua pihak dalam pengembangan dan meningkatkan hasil penjualan bawang goreng itu," imbuhnya.
Baca juga: Bank Mandiri Perkuat Akses Keuangan untuk Petani dan UMKM
- Penulis :
- Ahmad Munjin