
Pantau - Pemerintah Kabupaten Jembrana, Bali, mulai mengembangkan desa wisata berbasis pertanian dengan konsep Kawasan Perdesaan Catusari Agrowisata, yang diawali di lima desa di Kecamatan Melaya.
Pengembangan ini dilakukan secara bertahap dan akan diperluas ke kecamatan lain di Jembrana. Wakil Bupati Jembrana, I Gede Ngurah Patriana Krisna, menyatakan konsep ini cocok diterapkan karena Jembrana memiliki kultur agraris yang kuat.
Desa Wisata Berbasis Pertanian untuk Tarik Wisatawan
Lima desa yang ditetapkan sebagai Kawasan Catusari Agrowisata adalah Candikusuma, Tuwed, Blimbingsari, Nusasari, dan Ekasari. Setiap desa diharapkan memiliki ciri khas produk pertanian atau perkebunan, seperti kakao, pisang, dan beras, yang dapat menjadi daya tarik wisata.
Produk hasil pertanian akan diolah dan dikemas oleh masyarakat setempat bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk keperluan pemasaran. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Jembrana, I Made Yasa, mendorong pemerintah desa untuk memanfaatkan potensi lokal guna meningkatkan ekonomi desa.
BUMDes Didorong Kembangkan Usaha di Bidang Pariwisata
BUMDes yang sebelumnya hanya bergerak di bidang jasa keuangan mikro kini didorong untuk mengembangkan unit usaha baru, termasuk di sektor pariwisata. Desa yang memiliki potensi wisata juga diharapkan dapat membangun usaha yang mendukung industri pariwisata lokal.
Program ini sesuai dengan Peraturan Bupati Jembrana Nomor 7 Tahun 2023 tentang Penetapan Kawasan Perdesaan serta rencana pembangunan Kawasan Perdesaan Catusari Agrowisata, yang bertujuan untuk meningkatkan kawasan ekonomi desa.
- Penulis :
- Pantau Community