
Pantau - Perum Bulog Kantor Cabang Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, mengoptimalkan penyerapan hasil panen jagung agar petani tidak mengalami kerugian akibat hasil panennya tak terserap.
"Dalam mendukung swasembada pangan, kami Bulog menjadi standby buyer, supaya jangan sampai ada jagung yang sudah ditanam dan dipanen, tapi tidak terbeli, jadi kami tetap akan beli."
Pemerintah saat ini tengah menggencarkan program pertanian jagung serentak sebagai bagian dari upaya mencapai swasembada pangan nasional.
Program tersebut merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Pertanian, Kepolisian Republik Indonesia, serta sejumlah pihak terkait lainnya.
Bulog berperan sebagai pembeli siaga (standby buyer) untuk komoditas padi dan jagung, siap menyerap hasil panen dengan harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp5.500 per kilogram sesuai ketentuan Badan Pangan Nasional (Bapanas).
Ketentuan Penyerapan dan Kesiapan Gudang Bulog
Agar jagung dapat diserap oleh Bulog, petani harus memenuhi ketentuan yakni jagung dalam bentuk pipilan dan memiliki kadar air maksimal 14 persen.
"Ketentuan tersebut bertujuan agar waktu simpan jagung bisa lebih lama, karena kita tidak tahu kapan jagung tersebut keluar dari gudang Bulog."
Jagung yang diserap Bulog akan menjadi bagian dari cadangan jagung pemerintah (CJP), dan pengeluarannya harus melalui instruksi dari Bapanas.
Dalam program ini, Bulog bukanlah pembeli utama, karena idealnya hasil panen jagung diserap terlebih dahulu oleh pihak industri, baru jika terjadi surplus, Bulog akan bertindak menyerap kelebihan stok tersebut.
Namun karena di wilayah Kotim belum terdapat industri penyerap jagung, saat ini Bulog sementara berperan sebagai pembeli utama.
"Tapi, informasinya, ada pabrik pakan ternak di Kecamatan Parenggean milik Pemprov Kalteng yang akan segera beroperasi, jadi mungkin nanti setelah pabrik itu operasional, hasil panen bisa dijual ke sana dulu, kalau tidak tertampung baru Bulog yang menyerapnya."
Bulog Kotim telah menyiapkan dua gudang untuk menampung hasil pertanian jagung, yaitu di Jalan MT Haryono No 88 dan Jalan Jenderal Sudirman Km 9.
Jika kedua gudang tersebut penuh, Bulog akan menyewa bangunan sebagai gudang sementara.
Fuad menyatakan bahwa pihaknya belum bisa memperkirakan total jumlah jagung yang akan dikumpulkan tahun ini karena ini merupakan tahun pertama Bulog melakukan penyerapan jagung.
"Sementara ini, kami sudah menyerap 1,2 ton jagung hasil pertanian di Parenggean. Lalu, sebelum Lebaran kemarin juga ada panen di Pal 6 dengan Polri yang saat ini masih proses pengeringan. Insya Allah masih bisa ditampung di gudang Bulog, kalaupun tidak kami sudah ada solusinya."
- Penulis :
- Pantau Community