
Pantau - Nilai ekspor perikanan dari berbagai daerah di Indonesia mencapai Rp1 triliun selama periode 24 Maret hingga 2 April 2025, meski dalam suasana libur panjang Idul Fitri.
Ekspor Tetap Berjalan di Tengah Libur Lebaran
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat nilai ekspor perikanan nasional selama libur Idul Fitri 2025/1446 Hijriah mencapai Rp1 triliun, mencerminkan daya saing produk laut Indonesia yang tetap tinggi.
"Nilai ekspor perikanan dari berbagai daerah Indonesia mencapai Rp1 triliun selama periode 24 Maret sampai 2 April 2025," kata Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan Perikanan (BPPMHKP) KKP, Ishartini, di Jakarta, Selasa.
Ishartini menyatakan pihaknya berkomitmen mengawal kelancaran ekspor perikanan meski di tengah libur panjang Idul Fitri.
"Berdasarkan catatan antara 24 Maret-2 April atau H+1 Lebaran ekspor perikanan tetap jalan terus di 32 provinsi," katanya.
Badan Mutu KKP mengoperasikan 47 unit pelaksana teknis (UPT) di seluruh provinsi untuk mendukung ekspor.
Selama libur panjang, pelayanan penerbitan Sertifikat Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SMKHP) tetap berlangsung karena ikan merupakan komoditas ekspor nonmigas andalan Indonesia ke 140 negara.
Komoditas perikanan unggulan meliputi udang, tuna-skipjack, cephalopod (cumi dan gurita), kepiting, dan rumput laut.
Negara tujuan ekspor antara lain Australia, Thailand, Uni Emirat Arab, RRC, Jerman, Hong Kong, India, Italia, Jepang, Malaysia, Qatar, Singapura, China Taipei, Amerika Serikat, Belanda, Timor Leste, Vietnam, Korea, Kuwait, Filipina, Spanyol, Prancis, Yordania, Irlandia, Puerto Rico, Zimbabwe, dan Meksiko.
Data Ekspor dari Berbagai Daerah
Ishartini menjelaskan kegiatan ekspor melibatkan berbagai jenis produk perikanan (22 HS Code) di wilayah kerja UPT Badan Mutu selama libur Lebaran.
Provinsi Sumatera Utara tercatat 413 kali ekspor dengan volume 4.540.893 kg.
Provinsi Nusa Tenggara Timur tercatat 18 kali ekspor dengan volume 13.159 kg.
Provinsi Kepulauan Riau tercatat 54 kali ekspor dengan volume 227.822 kg.
Provinsi Bali tercatat 159 kali ekspor dengan volume 312.902 kg.
Provinsi Sulawesi Selatan tercatat 131 kali ekspor dengan volume 1.850.855 kg.
Provinsi Kalimantan Selatan tercatat 19 kali ekspor dengan volume 22.974 kg.
Provinsi Jawa Timur melalui Pelabuhan Tanjung Perak tercatat 133 kali ekspor dengan volume 2.850.832 kg.
Provinsi Bangka Belitung tercatat 11 kali ekspor dengan volume 41.290 kg.
Provinsi Papua Barat Daya melalui Sorong tercatat 17 kali ekspor dengan volume 46.047 kg.
Secara umum, dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia, proses ekspor tetap berjalan lancar meski dalam suasana libur nasional.
"Alhamdulillah juga seluruh kegiatan ekspor tidak ada kendala di negara tujuan, karena memang seluruh negara sudah terinfo tentang HC Mutu yang merupakan jaminan bahwa produk perikanan telah melalui proses sesuai standar sanitasi, higiene dan keamanan pangan yang berlaku internasional," ujar Ishartini.
Ishartini menyampaikan total ekspor perikanan nasional selama periode Lebaran H-7 sampai H+1 mencapai 2.774 kali.
Volume total ekspor selama periode tersebut tercatat 20.225.966 kg atau lebih dari 20 ribu ton.
Nilai ekspor selama periode tersebut diperkirakan sebesar Rp1 triliun.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan KKP fokus menggarap komoditas perikanan unggulan untuk memperluas diversifikasi produk dan negara tujuan ekspor.
Selain meningkatkan produksi, KKP juga memperkuat quality assurance dan keamanan pangan sepanjang rantai pasok.
Upaya ini dilakukan untuk mempertahankan daya saing produk perikanan Indonesia di pasar global.
- Penulis :
- Pantau Community