Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Alat Oktis-2 Tidak Ukur RON Secara Langsung, Hanya Korelasi Berdasarkan Sifat Dielektrik

Oleh Pantau Community
SHARE   :

Alat Oktis-2 Tidak Ukur RON Secara Langsung, Hanya Korelasi Berdasarkan Sifat Dielektrik
Foto: Penjelasan pakar ITB ungkap keterbatasan alat pengukur RON BBM Oktis-2.

Pantau - Pakar Bahan Bakar Minyak dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr. Tri Yuswidjajanto Zaenuri, mengungkapkan bahwa alat Oktis-2 yang digunakan untuk mengukur Research Octane Number (RON) bahan bakar minyak (BBM) tidak memberikan hasil yang sepenuhnya akurat karena tidak mengukur langsung nilai RON.

Pengujian dilakukan terhadap 12 sampel bensin dari berbagai jenis, yaitu RON 90, 92, 95, dan 98, dengan menggunakan dua unit alat Oktis-2 untuk membandingkan hasil pengukuran.

Menurut Tri, hasil dari satu jenis bahan bakar bisa menunjukkan angka RON yang sama atau berbeda karena ketidakstabilan alat tersebut.

"Jadi secara prinsip alat Oktis-2 tidak terlalu stabil atau akurat,” kata Tri dalam keterangannya di Jakarta.

Alat Oktis-2 mengacu pada standar pengukuran dari Rusia atau Eropa (PYC) yang memiliki standar serupa dengan Indonesia, dan juga dapat disesuaikan dengan standar Amerika Serikat (USA) yang menggunakan sistem Anti Knocking Index (AKI).

AKI sendiri merupakan rata-rata dari Motor Octane Number (MON) dan RON, di mana nilai MON biasanya lebih rendah sekitar 6–12 poin dibanding RON, sehingga AKI juga lebih rendah 3–6 poin dari RON.

Alat Tidak Mencerminkan Proses Pembakaran Sebenarnya

Cara kerja alat ini adalah dengan mencelupkan pipa ke dalam sampel bahan bakar, kemudian secara otomatis membaca sifat dielektrik dari cairan tersebut.

Setiap sampel diuji sebanyak tiga kali, dan hasilnya dikorelasikan dengan nilai RON, namun tetap bukan merupakan pengukuran langsung.

“Hasil pengukuran menunjukkan semua angka lebih tinggi dari klaim produsen BBM, tapi alat ini tidak mencerminkan kondisi sebenarnya karena tidak ada pembakaran. Definisi RON adalah ketahanan bahan bakar untuk tidak terbakar dengan sendirinya di bawah tekanan dan temperatur yang tinggi (detonasi),” ujar Tri.

Ia menjelaskan bahwa untuk mendapatkan nilai RON yang lebih akurat, BBM harus diuji menggunakan mesin CFR dengan putaran 600 RPM sesuai metode ASTM D2699.

Seluruh proses pengujian dilakukan oleh operator bersertifikat dan alat yang digunakan telah dikalibrasi secara berkala.

Durasi keseluruhan proses pengujian mencapai kurang lebih 2,5 jam.

Penulis :
Pantau Community

Terpopuler