
Pantau - Anggota DPR RI sekaligus Dosen Pascasarjana Universitas Borobudur, Bambang Soesatyo (Bamsoet), menilai bahwa perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China memberikan dampak yang kompleks terhadap perekonomian Indonesia.
Ia menyebut dampaknya meliputi penurunan volume ekspor, fluktuasi nilai tukar, hingga menurunnya daya saing produk Indonesia di pasar global.
Rencana AS untuk menaikkan tarif impor hingga 32% terhadap produk Indonesia juga memberikan tekanan serius pada sektor ekspor padat karya.
Solusi: Diversifikasi, Inovasi, dan Diplomasi Ekonomi
Menurut Bamsoet, langkah strategis seperti diversifikasi pasar ekspor, inovasi produk, reformasi regulasi, serta diplomasi ekonomi yang cerdas sangat diperlukan untuk menghadapi situasi ini.
"Indonesia dapat mengisi kekosongan pasar global yang ditinggalkan China dan menarik investasi asing yang sebelumnya berfokus ke sana", ujarnya.
Ia mencontohkan bahwa sektor manufaktur berpeluang pindah ke Indonesia karena keunggulan biaya tenaga kerja dan posisi geografis yang strategis di kawasan Asia Tenggara.
Bamsoet menekankan pentingnya diversifikasi pasar ekspor untuk mengurangi ketergantungan pada Amerika Serikat.
Potensi kerja sama dagang disarankan untuk diperluas ke kawasan ASEAN, Timur Tengah, Afrika, Eropa, dan negara-negara BRICS.
Peningkatan efisiensi dan daya saing produk juga harus didukung oleh investasi di sektor riset dan pengembangan (R&D).
Manfaatkan Masa Jeda dan Perkuat Konsumsi Domestik
Dengan diberlakukannya masa jeda 90 hari oleh AS sebelum tarif diberlakukan secara penuh, Bamsoet mendorong pemerintah untuk mengoptimalkan negosiasi bilateral dan diplomasi ekonomi.
Penyesuaian tarif atau peningkatan impor produk AS ke Indonesia bisa dijadikan alat tawar dalam perundingan.
Bamsoet juga mendorong pemerintah menggandeng ASEAN dan G20 untuk memperkuat posisi tawar Indonesia di forum internasional.
Selain itu, penguatan konsumsi domestik dinilai penting sebagai bantalan pertumbuhan ekonomi nasional di tengah perlambatan ekspor.
Ia mengusulkan berbagai stimulus seperti diskon harga, diskon tarif listrik, hingga insentif ekonomi lainnya.
Penanganan yang strategis dan proaktif, menurut Bamsoet, akan membuat Indonesia tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga tumbuh dalam tantangan perdagangan global.
- Penulis :
- Pantau Community