
Pantau - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mendorong pemanfaatan compressed natural gas (CNG) sebagai sumber energi alternatif yang lebih ekonomis dibandingkan elpiji, khususnya untuk mendukung dapur Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di seluruh wilayah provinsi.
CNG Jadi Solusi Hemat dan Mandiri Energi untuk Dapur MBG
Dalam acara peluncuran penggunaan CNG, Ahmad Luthfi menyatakan bahwa langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah daerah untuk menekan biaya operasional dan mengurangi ketergantungan terhadap gas impor.
"Saya sebagai gubernur menyampaikan terima kasih atas di-launching-nya penggunaan CNG ini, karena ini lebih murah," ungkapnya.
Tabung CNG yang digunakan diproduksi oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Tengah, yaitu PT Jateng Petro Energi (JPEN).
Potensi cadangan gas alam di Jawa Tengah dinilai cukup besar, terutama di Kabupaten Grobogan, Blora, dan daerah sekitarnya, sehingga CNG dinilai sebagai solusi energi lokal yang efektif.
Gubernur juga menekankan pentingnya pemanfaatan CNG tidak hanya untuk dapur MBG, tetapi juga rumah tangga dan industri kecil.
Instalasi dapur MBG berbasis CNG yang biasanya memerlukan biaya sekitar Rp20 juta kini bisa dilakukan secara gratis dengan fasilitas dari JPEN.
Dibandingkan gas melon bersubsidi yang harga eceran tertingginya (HET) mencapai Rp18.000 per tabung, penggunaan CNG terbukti lebih hemat.
"Penggunaan CNG merupakan energi terbarukan dari gas alam dan lebih hemat biaya," lanjut Ahmad Luthfi.
Distribusi Diperluas, JPEN Targetkan 22.000 m³ Gantikan Elpiji Impor
Saat ini, sudah ada 202 dapur MBG dari target 3.400-an di Jawa Tengah yang mulai memanfaatkan CNG.
Percepatan implementasi program ini dikoordinasikan oleh Satuan Tugas MBG Jateng bersama TNI, Polri, sektor swasta, dan pihak mandiri.
Direktur PT JPEN, Dwi Budi Sulistiyana, menyebut bahwa Dapur Mandiri Marwa adalah dapur keempat yang disuplai CNG oleh perusahaan tersebut.
Tiga dapur lainnya berada di Kabupaten Wonogiri, yaitu Dapur Manyaran, Baturetno, dan Purwantoro, dengan total distribusi 4.800 meter kubik per bulan.
Pada Juli 2025, JPEN akan memperluas pasokan ke 18 dapur MBG tambahan sekaligus menyediakan furnitur penunjangnya.
Selain dapur MBG, JPEN juga telah menyalurkan 7.000 meter kubik CNG ke sektor hotel, restoran, kafe, dan katering (horeka) di berbagai wilayah di Jawa Tengah.
Total pasokan CNG akan ditingkatkan sebesar 22.000 meter kubik atau sekitar 22 ton untuk menggantikan kebutuhan elpiji secara bertahap.
Dwi menjelaskan perbedaan fundamental antara CNG dan elpiji adalah pada sumber energi: elpiji 85 persen masih bergantung pada impor, sementara CNG 100 persen berasal dari cadangan gas alam dalam negeri di Jawa Tengah.
"Kami akan berupaya untuk berkontribusi riil kepada masyarakat, serta memberi dampak kepada alam semesta dengan energi bersih terbarukan," ujar Dwi Budi Sulistiyana.
- Penulis :
- Balian Godfrey