Pantau - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menilai bahwa klasterisasi ekonomi dapat menjadi solusi efektif untuk meningkatkan produktivitas usaha mikro yang selama ini mendominasi sektor UMKM namun masih menghadapi berbagai kendala.
Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM, Riza Adha Damanik, menjelaskan bahwa usaha mikro mencakup sekitar 99 persen dari total pelaku UMKM di Indonesia.
Meski jumlahnya besar, usaha mikro dinilai belum produktif karena tidak berada dalam skala ekonomi yang memadai.
"Karena dia tidak dalam skala ekonomi, maka akses pembiayaannya menjadi sulit, akses untuk mendapatkan kemitraan juga sulit, akses mendapatkan pasar menjadi sulit, sehingga usaha ini menjadi kurang produktif dibanding usaha kecil, usaha menengah, apalagi dibandingkan usaha yang lebih besar", ungkapnya.
Klasterisasi Sebagai Solusi Skala Ekonomi
Riza menegaskan bahwa klasterisasi dapat menjadi pendekatan strategis untuk mengatasi tantangan usaha mikro.
Dengan bergabung dalam kelompok atau klaster usaha, pelaku usaha mikro dapat mencapai skala ekonomi yang memungkinkan peningkatan efisiensi bisnis.
Melalui skala ekonomi ini, pelaku usaha mikro akan lebih mudah mengakses pasar dan menjalin kemitraan dengan pelaku usaha yang lebih besar.
"UMKM naik kelas, ya begini. Disambung dengan kemitraan rantai pasok antara usaha mikro, kecil, menengah, dan usaha besar", ia mengungkapkan.
Kolaborasi untuk Mendorong UMKM Naik Kelas
Menurut Riza, penting bagi pelaku usaha mikro untuk tidak bekerja sendiri dalam menghadapi tantangan biaya produksi tinggi, keterbatasan akses pembiayaan, serta persaingan pasar yang semakin kompleks.
Ia menekankan bahwa dengan jumlah UMKM yang sangat besar, pendekatan kolaboratif melalui klasterisasi merupakan jalan realistis untuk mendorong kemajuan bersama.
Pendekatan ini juga diyakini dapat membantu UMKM naik kelas dan menjadi penggerak utama dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
- Penulis :
- Arian Mesa
