
Pantau - Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) menekankan pentingnya kolaborasi antara media sosial dan media massa arus utama guna membangun ekosistem informasi yang akurat, kredibel, dan bertanggung jawab di tengah derasnya arus informasi digital.
Kredibilitas Lebih Penting dari Kecepatan di Era Digital
Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media (KPM) Kemkomdigi, Fifi Aleyda Yahya, menyampaikan bahwa kolaborasi antara media sosial dan media mainstream adalah kunci dalam menghadirkan informasi yang dipercaya sekaligus menarik.
"Media sosial memberi kecepatan dan kedekatan, sedangkan media mainstream memberi kedalaman dan kredibilitas. Kalau dua kekuatan ini disatukan, kita bisa punya ekosistem informasi yang disukai sekaligus dipercaya", ujarnya.
Fifi juga mengingatkan bahwa di era digital saat ini, setiap individu bisa menjadi penyampai pesan.
Oleh karena itu, akurasi dan etika penyebaran informasi menjadi tanggung jawab bersama.
"Masalahnya sekarang bukan siapa yang paling cepat menyebar, tapi siapa yang paling bisa dipercaya. Karena di era banjir informasi, yang paling berharga bukan klik, tapi kredibilitas", tegasnya.
Pemerintah Jaga Ruang Digital, Tangani Ribuan Konten Negatif
Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital, Alexander Sabar, menyatakan bahwa pemerintah tetap berkomitmen menjaga ruang digital yang aman tanpa membungkam kebebasan berekspresi masyarakat.
"Pemerintah tidak ingin membungkam kebebasan. Kami menjaga keseimbangan antara ruang digital yang aman dengan hak-hak warga negara", ujarnya.
Kemkomdigi menjalankan dua pendekatan utama: patroli aktif dan penanganan reaktif.
Patroli aktif dilakukan selama 24 jam melalui Sistem Moderasi Konten Nasional (SAMAN) dan kerja sama dengan platform digital untuk mendeteksi konten negatif.
Sementara penanganan reaktif dilakukan melalui kanal pelaporan seperti konten.id serta laporan dari instansi pemerintah.
Dari 25 Agustus hingga 21 Oktober 2025, Kemkomdigi telah menangani 3.943 konten yang mengandung disinformasi, fitnah, dan kebencian (DFK).
Konten tersebut tersebar di berbagai platform seperti Facebook, YouTube, X (Twitter), TikTok, dan Telegram.
Selain itu, sepanjang periode Oktober 2024 hingga Oktober 2025, tercatat 1.674 isu hoaks berhasil diidentifikasi.
"Tren ini menunjukkan bahwa disinformasi masih menjadi ancaman serius. Karena itu, upaya kolaboratif antara pemerintah, media, akademisi, dan masyarakat sipil menjadi sangat penting untuk memastikan ruang digital tetap sehat", tambah Alexander.
MediaConnect Jadi Wadah Kolaborasi dan Edukasi Publik
MediaConnect yang diselenggarakan oleh Kemkomdigi menjadi forum penting untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam membenahi ekosistem informasi nasional.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga sebagai sarana edukasi publik untuk melawan misinformasi dan meningkatkan literasi digital.
Jurnalis senior Fenty Effendy menegaskan kembali pentingnya nilai dasar jurnalisme yang berakar pada empati dan tanggung jawab sosial.
Sementara itu, Wahyu Aji menyampaikan bahwa "berita baik pun bisa viral", membuktikan bahwa informasi yang kredibel tetap mampu menarik perhatian publik luas.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Tria Dianti









