
Pantau - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menjadi satu-satunya bank asal Indonesia yang berhasil menempati posisi teratas di antara institusi perbankan Indonesia dalam daftar Fortune Southeast Asia 500 tahun 2025.
Secara keseluruhan, BRI menempati peringkat ke-14 dari 500 perusahaan terbesar di Asia Tenggara berdasarkan pendapatan yang tercatat hingga akhir 2024.
Pencapaian ini menempatkan BRI sejajar dengan korporasi papan atas kawasan, menunjukkan daya saing yang kuat di tengah persaingan regional.
Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menyatakan bahwa keberhasilan ini merupakan bukti konsistensi BRI dalam menjaga kinerja di tengah tantangan global.
"Transformasi BRI menuju universal banking adalah jawaban. BRI tidak hanya akan menjadi bank terbaik di segmen UMKM, tetapi juga harus mampu melayani seluruh spektrum kebutuhan nasabah dari individu hingga korporasi besar, di seluruh lapisan masyarakat," ungkapnya.
Hery juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh insan BRI yang disebut sebagai Insan BRILiaN serta para nasabah setia atas kontribusi dan kepercayaan yang diberikan.
"Saya sangat bangga dan pencapaian ini kami dedikasikan kepada seluruh Insan BRILiaN atas kontribusi terbaiknya, serta kepada nasabah setia BRI yang selalu memberikan kepercayaan penuh kepada kami," ia mengungkapkan.
Capaian Pendapatan dan Posisi Strategis BRI
Berdasarkan publikasi resmi Fortune, BRI mencatat pendapatan sebesar 17,68 miliar dolar AS pada akhir 2024, tumbuh 18,6 persen secara tahunan (year on year).
Pertumbuhan pendapatan tersebut mencerminkan kekuatan fundamental bisnis BRI yang sehat dan berkelanjutan.
Posisi ini semakin mengukuhkan BRI sebagai salah satu motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara.
Fortune Southeast Asia 500 tahun 2025 merupakan edisi kedua dari pemeringkatan tahunan yang disusun berdasarkan pendapatan perusahaan dengan periode laporan keuangan berakhir paling lambat 31 Desember 2024.
Data yang digunakan dalam pemeringkatan telah melalui proses verifikasi ketat yang melibatkan lembaga riset global seperti LSEG (London Stock Exchange Group), Bloomberg, dan S&P Global Market Intelligence.
Selain menyajikan daftar perusahaan, edisi tahun ini juga menyoroti lanskap ekonomi kawasan, khususnya kesiapan Asia Tenggara dalam merespons pergeseran rantai pasok global dan pertumbuhan industri seperti pertambangan, kendaraan listrik (electric vehicle/EV), dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Fortune juga mencatat bahwa tujuh negara yang masuk dalam daftar sejak edisi perdana, yakni Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, dan Kamboja, tetap konsisten masuk daftar tahun 2025.
Perusahaan-perusahaan dari negara tersebut dinilai memiliki peran strategis dalam rantai pasok global seiring beralihnya kapasitas manufaktur dari Tiongkok ke kawasan Asia Tenggara.
Perubahan ini turut menarik aliran modal besar dan menggeser peta perdagangan internasional.
- Penulis :
- Shila Glorya
- Editor :
- Tria Dianti