
Pantau - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada pembukaan perdagangan Kamis pagi, terdorong oleh sentimen positif dari kesepakatan tarif dagang antara AS dan Vietnam serta inflasi domestik yang terkendali.
Rupiah tercatat menguat sebesar 45 poin atau 0,27 persen menjadi Rp16.202 per dolar AS, dari posisi sebelumnya Rp16.247 per dolar AS.
Sentimen Global Picu Penguatan
Analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, menyebut bahwa penguatan rupiah pada hari ini salah satunya dipengaruhi oleh perkembangan positif dari luar negeri.
"Rupiah pada perdagangan hari ini diperkirakan menguat di kisaran Rp16.200 - Rp16.250 dipengaruhi oleh sentimen positif dari global terkait kesepakatan tarif antara Vietnam dan AS," ungkapnya.
Kesepakatan dagang tersebut diumumkan Presiden AS Donald Trump setelah pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, To Lam.
Dalam kesepakatan tersebut, Vietnam menyetujui tarif 20 persen untuk seluruh barang yang dikirim ke AS, dan tarif 40 persen untuk setiap pengiriman barang.
Sebagai kompensasi, AS memperoleh akses penuh ke pasar Vietnam dengan tarif nol.
Inflasi Rendah Buka Peluang Penurunan Suku Bunga
Dari sisi domestik, sentimen positif juga datang dari tingkat inflasi yang rendah.
"Sementara (sentimen) dari domestik (berasal dari) inflasi yang masih rendah memberikan ruang bagi BI (Bank Indonesia) untuk penurunan suku bunga acuannya," tambah Rully.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan inflasi semester I 2025 sebesar 1,38 persen (year-to-date/ytd), masih dalam sasaran pemerintah sebesar 2,5±1 persen.
Inflasi bulanan pada Juni 2025 tercatat sebesar 0,19 persen (month-to-month/mtm), sedangkan inflasi tahunan mencapai 1,87 persen (year-on-year/yoy).
Kombinasi faktor global dan domestik ini turut menopang penguatan nilai tukar rupiah di pasar keuangan.
- Penulis :
- Aditya Yohan