Bandara Ngurah Rai Kembali Normal, 18 Penerbangan Pulih Usai Erupsi Gunung Lewotobi

Pantau - Sejumlah penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali yang sebelumnya terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki kini telah kembali beroperasi normal hingga Selasa (8/7) pukul 10.30 WITA.

General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab, menyampaikan bahwa “Sampai dengan pukul 10.30 WITA, kami menerima 18 penerbangan pulih yang sebelumnya ditunda atau dibatalkan.”

Penerbangan Internasional Kembali Beroperasi

Gunung Lewotobi Laki-Laki di Nusa Tenggara Timur mengalami erupsi pada Senin (7/7) pukul 11.05 WITA dengan tinggi kolom abu mencapai 18.000 meter di atas puncak, memicu pembatalan 24 penerbangan dari dan menuju Denpasar.

Beberapa penerbangan yang terdampak termasuk rute ke Labuan Bajo, Australia, Singapura, dan Korea Selatan.

Namun, sejumlah maskapai kini telah melanjutkan operasional, antara lain:

• Qantas: Sydney–Denpasar–Sydney dan Melbourne–Denpasar–Melbourne
• Air Busan: dua penerbangan rute Busan–Denpasar–Busan
• Jetstar Airways: dua penerbangan rute Singapura–Denpasar–Melbourne
• Korean Air: empat penerbangan rute Incheon–Denpasar–Incheon
• China Eastern: dua penerbangan rute Pudong–Denpasar–Pudong
• China Southern: dua penerbangan rute Guangzhou–Denpasar–Guangzhou
• Singapore Airlines: dua penerbangan rute Singapura–Denpasar–Singapura

“Seluruh penerbangan tersebut direncanakan akan diberangkatkan hari ini,” jelas Ahmad Syaugi.

Operasional Bandara Dinyatakan Aman

Hasil uji kertas (paper test) yang dilakukan antara pukul 08.00–09.00 WITA di empat titik berbeda di Bandara Ngurah Rai menunjukkan tidak ada paparan abu vulkanik yang terdeteksi.

Ahmad Syaugi menambahkan, “Hingga saat ini kami juga belum menerima informasi pembatalan penerbangan, secara keseluruhan operasional berjalan dengan tertib dan lancar, baik proses pemberangkatan maupun kedatangan penumpang.”

Bandara mengimbau calon penumpang untuk memastikan kembali jadwal penerbangan melalui maskapai masing-masing dan tiba di bandara 2–3 jam sebelum keberangkatan guna mengantisipasi perubahan mendadak.