
Pantau - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menjalin kolaborasi strategis dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) guna memperkuat riset industri demi menciptakan lebih banyak lapangan kerja berkelanjutan.
Dorong Transisi Ekonomi Hijau Lewat Teknologi
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Pembangunan Manusia, Kebudayaan, dan Pembangunan Berkelanjutan Kadin Indonesia, Shinta Kamdani, menekankan pentingnya sinergi riset sebagai langkah mendukung transisi menuju ekonomi hijau, terutama di sektor energi.
"Ini salah satu upaya luar biasa agar teknologi dapat dimanfaatkan industri. Kami yakin teknologi memegang peran penting, dan jika kita memiliki BRIN di Indonesia, mengapa tidak kita manfaatkan," ungkapnya.
Shinta menambahkan bahwa selain teknologi, aspek pembiayaan dan sumber daya manusia juga menjadi faktor kunci dalam mendorong penciptaan lapangan kerja.
"Di luar aspek teknologi, pembiayaan dan sumber daya manusia juga menjadi kunci. Dengan teknologi baru ini, kita bisa menciptakan lebih banyak lapangan kerja, dan di situlah Kadin hadir," ujarnya.
Hilirisasi Jadi Fokus Riset Industri
Wakil Ketua Umum Bidang Riset dan Teknologi Kadin Indonesia, Ilham Habibie, menilai bahwa Indonesia harus bertransformasi dari negara berbasis keunggulan komparatif menjadi negara dengan keunggulan kompetitif melalui inovasi.
"Kita tidak bisa hanya mengandalkan keunggulan komparatif seperti sumber daya alam, tetapi harus meningkatkan apa yang kita buat dari itu. Untuk itu perlu hilirisasi, peningkatan nilai tambah, dan teknologi. Teknologi dikembangkan melalui inovasi, digunakan, diterapkan, dan itu yang menjadi daya saing," tegasnya.
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, menekankan pentingnya keterlibatan pelaku usaha dalam ekosistem riset, terutama di sektor pangan, energi, dan kesehatan.
"Fokus kami saat ini pada sektor pangan, energi, dan kesehatan, yang sebenarnya sudah mencakup hampir semuanya dari sisi pelaku usaha," jelasnya.
Riset Kampus Didorong Lebih Relevan
Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemendikti Saintek, Mohammad Fauzan Adziman, menyatakan bahwa riset perguruan tinggi harus berbasis pada kebutuhan industri dan masyarakat.
"Salah satu upayanya dengan bekerja sama dengan industri, dalam hal ini Kadin, agar riset lebih dekat dengan dunia industri. Jika masalah industri bisa dipecahkan oleh kampus, hasil riset akan lebih cepat digunakan masyarakat. Kolaborasi menjadi salah satu kunci," ujarnya.
- Penulis :
- Aditya Yohan