Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Menteri PUPR Akan Evaluasi Tarif Tol Cibitung–Cilincing yang Dinilai Terlalu Mahal oleh Pelaku Logistik

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Menteri PUPR Akan Evaluasi Tarif Tol Cibitung–Cilincing yang Dinilai Terlalu Mahal oleh Pelaku Logistik
Foto: Menteri PUPR Akan Evaluasi Tarif Tol Cibitung–Cilincing yang Dinilai Terlalu Mahal oleh Pelaku Logistik

Pantau - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dody Hanggodo, menyatakan akan mengecek dan mengevaluasi tarif Jalan Tol Cibitung–Cilincing (JTCC) yang dinilai terlalu tinggi dan menjadi hambatan bagi pelaku usaha logistik.

"Nanti saya akan cek kenapa tarifnya sampai setinggi itu. Ini saya cek dulu," ujarnya menanggapi keluhan dari pelaku industri dan asosiasi logistik.

Tol Cibitung–Cilincing merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional dan telah dibangun sejak 2017 untuk menghubungkan Tol Jakarta–Cikampek di Cibitung dengan JORR 1 di Cilincing.

Tol sepanjang 34,7 km ini terbagi dalam empat seksi, yaitu:

  • Seksi 1: Cibitung–Telaga Asih (3,03 km)
  • Seksi 2: Telaga Asih–Gabus (10,1 km)
  • Seksi 3: Gabus–Tarumajaya (14,35 km)
  • Seksi 4: Tarumajaya–Cilincing (7,66 km)

Tol Strategis yang Minim Dimanfaatkan karena Tarif Tinggi

Tol Cibitung–Cilincing merupakan bagian dari jaringan Jakarta Outer Ring Road (JORR) 2 dan dirancang untuk memperlancar akses logistik antara Pelabuhan Tanjung Priok dan kawasan industri di timur Jakarta.

Namun, menurut Asosiasi Logistik dan Forwarding Indonesia (ALFI) Jakarta, tingkat pemanfaatan JTCC oleh pelaku logistik masih rendah.

Ketua DPW ALFI Jakarta, Adil Karim, menilai Tol Cibitung–Cilincing sejatinya merupakan solusi penting untuk integrasi koridor logistik, terutama dalam mengatasi kemacetan di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok.

Ia menyebut rendahnya pemanfaatan tol tersebut disebabkan oleh tarif yang dinilai tidak sebanding dengan efisiensi biaya operasional.

ALFI pun mendorong pemerintah dan pengelola tol untuk segera mengevaluasi tarif JTCC agar lebih terjangkau dan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha, khususnya sektor logistik.

Jalan tol ini seharusnya menjadi jalur vital untuk mendorong kelancaran distribusi barang dan meningkatkan daya saing sektor logistik nasional.

Penulis :
Aditya Yohan