
Pantau - Ketua Dewan Pengawas Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), Said Abdullah, menegaskan bahwa koperasi merupakan bentuk paling konkret dari perekonomian Pancasila dan harus diperkuat untuk menjawab tantangan zaman.
Ia menjelaskan bahwa nilai-nilai Pancasila tercermin dalam praktik koperasi, mulai dari semangat gotong royong, kepemilikan modal bersama demi kemakmuran bersama, hingga pengambilan keputusan secara demokratis dengan posisi anggota yang setara.
"Namun dengan seluruh nilai-nilai dan praktik koperasi yang sangat ideal tersebut, kita jumpai koperasi di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan yang harus mampu dihadapi oleh setiap insan koperasi ke depan," ujarnya.
Kontribusi Masih Minim, Citra Perlu Diperbaiki
Said menyebut sejumlah tantangan utama yang dihadapi koperasi saat ini antara lain individualisme usaha, kontribusi ekonomi yang masih kecil, minimnya bentuk usaha yang beragam, dan citra koperasi yang belum sepenuhnya baik di mata publik.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), volume usaha koperasi pada 2024 baru mencapai Rp214 triliun atau hanya 0,97 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang sebesar Rp22.139 triliun.
"Ke depan, insan-insan koperasi harus mampu menjadikan koperasi sebagai wahana berhimpun gotong royong yang lebih menjanjikan daripada usaha individual," tegasnya.
Ia menilai fakta bahwa kontribusi koperasi masih kurang dari 1 persen terhadap perekonomian nasional merupakan persoalan serius yang perlu segera diatasi.
Said berharap gerakan Koperasi Merah Putih dapat mendorong pertumbuhan koperasi agar lebih besar dan berdampak nyata bagi ekonomi nasional.
Ia juga menyoroti bahwa jenis usaha koperasi masih didominasi oleh usaha simpan pinjam, meskipun sah secara hukum.
Untuk itu, ia mendorong pemerintah dan pelaku koperasi untuk mengembangkan bentuk-bentuk usaha yang lebih beragam dan inovatif.
Masalah citra koperasi yang kurang baik juga menjadi perhatian, mengingat masih adanya kasus fraud di masa lalu yang merusak kepercayaan publik.
"Oleh sebab itu, insan koperasi serta asosiasi seperti Dekopin harus bisa membantu tata kelola (governance) koperasi terus lebih baik, sehingga makin mendapatkan kepercayaan publik," ungkapnya.
Koperasi sebagai Pilar Pembangunan dan Pendidikan Rakyat
Dalam rangka peringatan Hari Koperasi Nasional 2025, Said kembali menegaskan bahwa koperasi adalah bentuk usaha rakyat yang tumbuh dari semangat rakyat itu sendiri untuk berhimpun secara mandiri dalam kegiatan ekonomi.
Ia menjelaskan bahwa koperasi menghimpun modal dari rakyat dan memposisikan semua anggotanya secara setara, tanpa perbedaan berdasarkan besar kecilnya setoran modal.
"Dari modal yang terkumpul, koperasi membangun usaha yang minimal melayani anggotanya sendiri," tuturnya.
Menurutnya, koperasi bukan hanya wadah kegiatan ekonomi, tetapi juga sarana pendidikan, pengembangan diri, serta media untuk membangun ikatan sosial dan mendorong perubahan sosial yang lebih luas.
Ia menutup dengan menekankan bahwa koperasi adalah agen dan pilar pembangunan yang mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih merata karena modal besar dalam koperasi dimiliki bersama dan tidak terkonsentrasi pada segelintir pihak.
"Dengan demikian usaha koperasi mengurangi kesenjangan sosial," pungkasnya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf