
Pantau - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut melakukan kunjungan ke Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pada Jumat, 25 Juli 2025, dalam rangka mempelajari pengembangan kawasan industri hasil tembakau (KIHT) guna meningkatkan daya saing dan kesejahteraan pelaku usaha tembakau di Garut.
Kunjungan ini dipimpin langsung oleh Bupati Garut Abdusy Syakur bersama jajaran dinas terkait, termasuk Dinas Perindustrian Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Kabupaten Garut.
Mereka menyambangi Aglomerasi Pabrik Hasil Tembakau (APHT) di Kudus, yang dikenal sukses dalam mengelola industri hasil tembakau secara legal dan terstruktur.
Kudus Jadi Model Pengembangan Tembakau
Kepala Disperindag ESDM Kabupaten Garut, Ridwan Efendy, mengungkapkan bahwa Kabupaten Kudus dipilih sebagai lokasi studi tiru karena keberhasilannya dalam menyinergikan petani tembakau dengan pelaku industri secara optimal.
"Model pengembangan di Kudus sangat relevan untuk diadaptasi karena Garut memiliki potensi tembakau yang besar," ungkapnya.
Ridwan juga menyebutkan bahwa saat ini pengelolaan industri hasil tembakau di Garut belum maksimal, sehingga sistem dan regulasi dari Kudus sangat penting untuk diadopsi.
Pemkab Garut juga tengah merancang penguatan kelembagaan bagi petani serta pelaku industri kecil menengah (IKM) rokok lokal, terutama yang memproduksi sigaret kretek tangan (SKT).
Pemetaan kawasan industri hasil tembakau (KIHT) di Garut telah dilakukan oleh Disperindag Provinsi Jawa Barat pada tahun 2021, sedangkan pemetaan sentra industri hasil tembakau (SIHT) dilakukan pada tahun 2024.
Peningkatan SDM dan Infrastruktur Pendukung
Ridwan menjelaskan bahwa Pemkab Garut akan menyiapkan infrastruktur dan regulasi daerah untuk mendukung tumbuhnya industri tembakau yang kompetitif.
Selain itu, penguatan sumber daya manusia juga akan menjadi fokus melalui pelatihan pengolahan tembakau yang melibatkan Dinas Pertanian, lembaga riset, serta pelaku industri.
Pelatihan ini juga akan diarahkan untuk mengembangkan varietas unggul agar produksi tembakau lebih stabil dan sesuai dengan kebutuhan pasar.
Saat ini, produksi tembakau di Garut mencapai 1.000 hingga 1.500 ton per tahun, tergantung pada kondisi cuaca dan musim tanam.
Ridwan menilai angka tersebut masih bisa ditingkatkan dengan pembinaan intensif dan pengembangan industri hilir di wilayah tersebut.
Tembakau Garut selama ini banyak digunakan untuk memasok kebutuhan industri rokok di Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah, khususnya untuk segmen kretek tangan.
Bupati Garut Abdusy Syakur menyatakan bahwa hasil kunjungan ke Kudus akan menjadi bahan evaluasi strategis untuk menyusun langkah konkret peningkatan kesejahteraan petani tembakau di daerahnya.
- Penulis :
- Shila Glorya