billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Cadangan Beras Nasional Tembus Rekor 4,2 Juta Ton, Sri Mulyani: Berkat Suntikan Dana Rp16,6 Triliun untuk Bulog

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Cadangan Beras Nasional Tembus Rekor 4,2 Juta Ton, Sri Mulyani: Berkat Suntikan Dana Rp16,6 Triliun untuk Bulog
Foto: (Sumber: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kantor LPS, Jakarta, Senin (28/7/2025). ANTARA FOTO/Fauzan/nz)

Pantau - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa cadangan beras nasional mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah setelah pemerintah menyuntikkan dana sebesar Rp16,6 triliun ke Perum Bulog.

"Cadangan beras di Bulog juga mencatatkan tertinggi dalam sejarah," ungkap Sri Mulyani.

Dana tersebut merupakan bagian dari investasi nonpermanen pemerintah yang ditujukan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional, menstabilkan harga beras, dan memperkuat cadangan pangan.

Didukung Kebijakan Deregulasi dan Peningkatan Produksi

Kebijakan penguatan cadangan beras ini dilengkapi dengan langkah deregulasi yang telah memangkas 145 aturan dalam distribusi pupuk, guna mempercepat dan memperlancar pasokan bahan pangan utama ke petani.

Dampaknya terlihat nyata dalam peningkatan produksi beras nasional yang mencapai 19,09 juta ton selama Januari hingga Juni 2025.

Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 13,2 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

"Dengan kinerja tersebut, maka pertumbuhan sektor pertanian agrikultur di triwulan I-2025 mencapai 10,52 persen year-on-year (secara tahunan)," jelas Sri Mulyani.

Capaian Tertinggi Sejak Kemerdekaan

Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, mengonfirmasi bahwa stok beras nasional kini mencapai 4,2 juta ton hingga pertengahan 2025.

Angka tersebut merupakan capaian tertinggi sejak Indonesia merdeka, menjadikannya sebagai tonggak penting dalam upaya mewujudkan swasembada pangan nasional.

“Angka 4,2 juta ton tersebut merupakan capaian tertinggi sejak Indonesia merdeka,” ungkap Rizal.

Kebijakan ini dinilai sebagai langkah strategis pemerintah untuk menjamin ketersediaan beras di tengah dinamika global yang mempengaruhi rantai pasok pangan.

Penulis :
Aditya Yohan