
Pantau - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, mengajak para pelaku usaha nasional untuk memanfaatkan kebijakan tarif impor 0 persen dari Amerika Serikat sebagai peluang menciptakan nilai tambah dan meningkatkan daya saing ekspor Indonesia.
"Yang paling penting, bagaimana pengusaha-pengusaha bisa memanfaatkan ini (tarif impor 0 persen dari AS) untuk bisa mendapatkan nilai tambah," ujar Anindya usai konferensi pers jelang retret Kadin di Kantor Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Jakarta, Jumat (1/8/2025).
Menurutnya, tarif nol persen bisa memberikan keuntungan besar bagi Indonesia, khususnya dalam mengakses komoditas strategis dengan harga yang lebih murah.
Dorong Pengolahan Komoditas dan Perluas Alternatif Konsumen
Anindya mencontohkan bahwa Indonesia bisa mendapatkan harga yang lebih kompetitif untuk impor minyak dan gas bumi (migas) yang sebelumnya didatangkan dari negara lain.
Sementara untuk bahan baku seperti gandum, gula, dan kapas, ia mendorong agar para pengusaha dalam negeri mengolah terlebih dahulu sebelum mengekspornya kembali ke pasar Amerika Serikat.
"Jadi, sebenarnya sih oke-oke saja (tarif impor 0 persen), yang tidak boleh terjadi adalah impor yang ilegal," tegasnya.
Ia juga menanggapi kekhawatiran soal kemungkinan membanjirnya produk asing ke pasar domestik akibat kebijakan tarif 0 persen tersebut.
"Orang mengatakan, wah ini bisa banjir (barang). Tapi, saya rasa belum tentu. Bisa juga, justru pilihan pada konsumen lebih banyak. Kita sebagai masyarakat Indonesia harus siap dengan kemungkinan itu," ungkapnya.
Kebijakan Resiprokal Berlaku 7 Agustus
Kebijakan ini berkaitan dengan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bahwa Indonesia dan Amerika Serikat akan mulai menerapkan tarif resiprokal sebesar 19 persen per 7 Agustus 2025.
Namun demikian, produk ekspor Indonesia tetap dikenakan tarif impor 0 persen oleh Amerika Serikat untuk hampir seluruh komoditas.
Kebijakan ini diharapkan dapat dimanfaatkan secara strategis oleh pelaku industri nasional untuk memperkuat struktur ekspor dan mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis pengolahan.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Aditya Yohan