
Pantau - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menekankan pentingnya keseimbangan antara konsumsi domestik dan ekspor sebagai dua mesin utama perekonomian nasional, guna mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang optimal di tengah tantangan global.
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, menyatakan bahwa kekuatan ekonomi domestik memiliki peran dominan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
"Kalau pun ada gonjang-ganjing kan kekuatan domestik kita 80 persen, hanya 20 persen dari ekspor, tinggal bagaimana kita pintar semua mesin perekonomian di domestik," ungkapnya.
Menurut Purbaya, penguatan konsumsi dalam negeri menjadi kunci untuk menjaga ketahanan ekonomi nasional.
Peran Sektor Swasta dan UMKM Tidak Boleh Dilupakan
Salah satu cara untuk memperkuat konsumsi domestik adalah dengan mendorong sektor perbankan agar lebih aktif menyalurkan pembiayaan ke dunia usaha.
Purbaya juga mengingatkan bahwa program-program pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Koperasi Merah Putih memang penting, namun sektor swasta tetap harus menjadi bagian dari strategi pertumbuhan.
"Sekarang kan ada program-program dari Pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Koperasi Merah Putih, ini kan untuk menjaga stabilitas dan memang harus ada, tetapi jangan melupakan private sector," ujarnya.
Dalam forum yang sama, LPS Financial Festival, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memaparkan bahwa pihaknya telah menggerakkan sekitar 2,8 juta UMKM dengan total omzet mencapai Rp188 miliar.
Pemerintah kota memanfaatkan aset-aset tidak terpakai untuk dijadikan tempat usaha bagi warga, seperti kafe, laundry, dan cucian motor.
"Jadi aset-aset menganggur bukan hanya untuk pengusaha besar, tetapi juga ke pelaku UMKM," jelas Eri.
Langkah ini diharapkan mampu memperkuat ekonomi lokal, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pemberdayaan wirausaha.
- Penulis :
- Aditya Yohan