
Pantau - Para ekonom berbeda pandangan mengenai arah suku bunga acuan Bank Indonesia (BI-Rate) pada Rapat Dewan Gubernur Agustus 2025, apakah tetap di level 5,25 persen atau turun sebesar 25 basis poin menjadi 5 persen.
Sebagian ekonom menilai BI perlu tetap bersikap hati-hati di tengah ketidakpastian global, sementara lainnya berpendapat pemangkasan suku bunga dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Kelompok Pro Tahan: Waspadai Inflasi dan Risiko Eksternal
Myrdal Gunarto, Ekonom Maybank Indonesia, memprediksi BI-Rate akan tetap di 5,25 persen karena risiko geopolitik dan ketegangan perdagangan global masih tinggi.
Ia juga mencatat inflasi global belum sepenuhnya mereda dan nilai tukar rupiah masih cenderung lemah, berada di kisaran Rp16.200-an per dolar AS.
“Inflasi domestik diperkirakan 2,30–2,50 persen secara tahunan pada Agustus 2025, dan BI kemungkinan akan menunggu efek dari kebijakan sebelumnya,” ungkap Myrdal.
Senada dengan itu, Teuku Riefky dari LPEM FEB UI menyatakan bahwa inflasi yang cenderung naik menjadi alasan untuk menahan suku bunga.
Ia mencatat inflasi naik dari 1,60 persen pada Mei menjadi 2,37 persen pada Juli 2025, serta adanya risiko inflasi tambahan akibat kebijakan tarif dagang dari Amerika Serikat.
Meski ada arus modal asing masuk, baik ke obligasi (0,92 miliar dolar AS) maupun saham (0,16 miliar dolar AS), Riefky menilai BI harus tetap waspada.
“BI sebaiknya tetap siap melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas nilai tukar,” ujarnya.
Kelompok Pro Turun: Momentum Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Sementara itu, Andry Asmoro, Ekonom Bank Mandiri, memproyeksikan pemangkasan BI-Rate menjadi 5 persen.
Menurutnya, stabilitas nilai tukar dan inflasi yang masih rendah memberikan ruang bagi BI untuk melonggarkan kebijakan moneter demi mendukung pertumbuhan ekonomi.
Pendapat serupa disampaikan oleh Josua Pardede dari Permata Bank, yang juga memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin.
Ia menilai bahwa ekspektasi inflasi yang terkendali, penguatan rupiah, dan sinyal dari pasar uang mendukung langkah tersebut.
“BI tetap menjaga bauran kebijakan seperti triple intervention, SRBI, SVBI, dan SUVBI, sehingga pemangkasan suku bunga tetap berada dalam koridor stabilitas,” jelas Josua.
- Penulis :
- Aditya Yohan