
Pantau - Energi nuklir dinilai berperan penting dalam mendukung transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) 2060 karena kemampuannya sebagai base load yang andal dan rendah karbon, demikian disampaikan General Manager PLN UID Jawa Timur, Ahmad Mustaqir.
Nuklir sebagai Pilar Ketahanan dan Dekarbonisasi Energi
Ahmad Mustaqir menegaskan bahwa energi nuklir dapat menjadi solusi dalam menjaga ketahanan energi nasional sekaligus mendukung dekarbonisasi sektor kelistrikan.
"Transisi energi tidak bisa hanya bertumpu pada energi baru terbarukan (EBT) seperti surya, angin, dan hidro," ungkapnya dalam pernyataan di Surabaya.
Ia menjelaskan bahwa pengelolaan yang tepat terhadap teknologi nuklir akan memperkuat sistem kelistrikan nasional yang berkelanjutan.
PLN, menurut Ahmad, siap berperan dalam mengintegrasikan pembangkit listrik tenaga nuklir ke dalam sistem kelistrikan masa depan.
Selain itu, PLN juga telah memiliki kapabilitas dan studi mendalam untuk mendukung implementasi energi nuklir di Indonesia.
Ahmad menyatakan bahwa pihaknya tengah merumuskan langkah konkret untuk mendukung pengembangan energi terbarukan di Tanah Air secara menyeluruh.
Pembangunan PLTN Masuk Rencana Penyediaan Tenaga Listrik Nasional
Direktur Teknologi, Engineering, dan Keberlanjutan PT PLN (Persero), Evy Haryadi, mengungkapkan bahwa pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) telah masuk dalam roadmap NZE Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034.
Dalam rencana tersebut, akan dibangun PLTN berkapasitas 2x250 MW sebagai bagian dari upaya memenuhi kebutuhan energi bersih dan andal.
"Langkah ini bertujuan untuk memenuhi energi bersih dan andal," ujar Evy.
Evy juga menyampaikan bahwa PLN telah menandatangani Paris Agreement pada 2021 sebagai bentuk komitmen terhadap pengurangan emisi karbon.
Ia menambahkan bahwa meskipun energi terbarukan seperti angin dan surya terus dikembangkan, ketersediaannya bersifat terbatas dan fluktuatif, sehingga dibutuhkan energi nuklir sebagai pelengkap yang stabil.
Ketua Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) Jawa Timur, Dwi Kusnanto, mengingatkan bahwa pengembangan energi nuklir tidak lepas dari sejumlah tantangan, seperti regulasi pemerintah, tingkat penerimaan masyarakat, serta aspek pembiayaan.
"Ini merupakan transformasi dalam sisi energi, energi nuklir sebagai opsi strategis yang patut dipertimbangkan dalam transisi energi nasional menuju NZE 2060," kata Dwi.
Ia menekankan pentingnya sinergi seluruh stakeholder untuk mengidentifikasi peluang implementasi dan mengatasi hambatan dalam pengembangan energi nuklir di Indonesia.
- Penulis :
- Shila Glorya