
Pantau - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengumumkan penghentian sementara impor gula kristal mentah (raw sugar) untuk kebutuhan industri rafinasi agar stok gula konsumsi dalam negeri dapat terserap maksimal.
Kebijakan Penghentian Impor
Sudaryono menyampaikan bahwa realisasi impor gula mentah saat ini sudah mencapai 70 persen dan dianggap cukup untuk memenuhi kebutuhan industri nasional.
"Keputusannya adalah kita stop dulu, bagaimana gula dalam negeri bisa terserap dengan baik," ungkapnya di Jakarta, Kamis.
Ia menegaskan kebijakan ini hanya bersifat sementara, namun pemerintah menargetkan ke depan impor gula industri dapat dikurangi secara bertahap hingga akhirnya dihentikan.
"Tahun ini kan target swasembada pangan untuk kebutuhan konsumsi. Nah, industrinya pelan-pelan nanti kita harus ambil porsinya, sehingga kita betul-betul swasembada bagi kebutuhan pangan dan kebutuhan industri," jelas Sudaryono.
Dukungan dari Bapanas dan DPR
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan keputusan penghentian impor gula rafinasi sementara ini diputuskan dalam rapat koordinasi terbatas yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan.
Menurut Arief, neraca gula nasional diperkirakan mencapai 1,3 juta ton hingga akhir 2025.
"Kita semua mendukung petani tebu, tidak ada (impor), dikurangi importasi yang berkaitan misalnya dengan gula rafinasi. Kalau nggak salah tadi angkanya sekitar 200 ribu ton, itu ditutup," ujarnya.
Pemerintah juga menyiapkan anggaran Rp1,5 triliun untuk menyerap gula dari petani tebu.
Sebelumnya, DPR RI telah mendesak pemerintah menertibkan mafia impor gula rafinasi, sementara Kementerian Perindustrian menegaskan dukungannya terhadap penegakan hukum serta pengawasan peredaran gula rafinasi.
- Penulis :
- Arian Mesa