Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Harga Minyak Mentah Indonesia Turun Jadi 66,07 Dolar AS per Barel pada Agustus 2025, Dipicu Melemahnya Permintaan Global

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Harga Minyak Mentah Indonesia Turun Jadi 66,07 Dolar AS per Barel pada Agustus 2025, Dipicu Melemahnya Permintaan Global
Foto: (Sumber: Ilustrasi - Harga minyak mentah Indonesia (ICP). ANTARA/HO-Humas Kementerian ESDM)

Pantau - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan bahwa rata-rata harga minyak mentah Indonesia (ICP) untuk bulan Agustus 2025 mengalami penurunan menjadi 66,07 dolar AS per barel, turun dari posisi bulan Juli yang sebesar 68,59 dolar AS per barel.

Penurunan ini ditetapkan melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 304.K/MG.03/MEM.M/2025 yang diterbitkan pada tanggal 10 September 2025.

Faktor Global Pengaruhi Harga Minyak Mentah

Salah satu faktor utama penurunan harga adalah melemahnya permintaan minyak mentah global, yang dipicu oleh potensi perlambatan ekonomi dunia.

Perlambatan ini antara lain disebabkan oleh pengenaan tarif impor oleh Amerika Serikat kepada sejumlah negara, yang turut menekan prospek konsumsi energi global.

Di sisi pasokan, peningkatan produksi minyak dari Amerika Serikat dan negara-negara OPEC+ juga memberikan tekanan pada harga.

Berakhirnya musim liburan musim panas (summer driving season) turut menurunkan permintaan global akan bahan bakar, khususnya di wilayah-wilayah utama seperti Amerika Utara dan Eropa.

Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) sendiri mencatat adanya proyeksi peningkatan produksi sepanjang tahun 2025.

Di Amerika Serikat, produksi minyak diperkirakan naik 0,3 juta barel per hari secara tahunan (y-o-y) menjadi 22,1 juta barel per hari, didorong oleh produktivitas yang meningkat di seluruh shale basins.

Sementara itu, produksi minyak China juga diperkirakan naik 34 ribu barel per hari menjadi 4,6 juta barel per hari, terutama berasal dari wilayah offshore seperti Teluk Bohai dan Laut China Selatan.

Ketegangan Perdagangan dan Ketidakpastian Ekonomi Tekan Pasar

Pengenaan tarif impor oleh Amerika Serikat kepada India sebesar 50 persen sejak 27 Agustus 2025 turut menambah tekanan pada harga minyak dunia.

Tarif ini diberlakukan karena India tetap mengimpor minyak dari Rusia, meski terdapat tekanan geopolitik untuk membatasi kerja sama tersebut.

Situasi ini menimbulkan kekhawatiran pasar terhadap stabilitas ekonomi India, yang merupakan salah satu konsumen minyak utama dunia.

Kekhawatiran lain muncul dari dalam negeri Amerika Serikat, yaitu terkait rencana Presiden AS untuk memberhentikan Gubernur Federal Reserve, yang dinilai dapat mengganggu independensi bank sentral.

Dampak potensial dari hal tersebut mencakup:

  • Ketidakstabilan ekonomi Amerika Serikat
  • Meningkatnya suku bunga
  • Ketidakpastian pasar global secara umum

Di kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak juga dipengaruhi oleh kehati-hatian kilang minyak India dalam membeli minyak dari Rusia, serta masuknya beberapa kilang di Asia ke dalam periode pemeliharaan, yang menyebabkan penurunan konsumsi regional.

Harga Minyak Global Ikut Menurun

Penurunan ICP Indonesia sejalan dengan tren penurunan harga minyak mentah utama dunia pada Agustus 2025 dibandingkan bulan sebelumnya:

  • Dated Brent turun 2,78 dolar AS menjadi 68,21 dolar AS per barel
  • WTI (Nymex) turun 3,22 dolar AS menjadi 64,02 dolar AS per barel
  • Brent (ICE) turun 2,29 dolar AS menjadi 67,26 dolar AS per barel
  • Basket OPEC turun 1,26 dolar AS menjadi 69,69 dolar AS per barel
  • ICP Indonesia turun 2,52 dolar AS menjadi 66,07 dolar AS per barel

Penurunan ini menunjukkan bahwa tekanan terhadap pasar minyak mentah bersifat global, bukan hanya terbatas pada Indonesia.

Penulis :
Aditya Yohan