Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Bupati Mesuji Sambut Positif Kebijakan Lartas Ubi Kayu: Angin Segar Bagi Petani

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Bupati Mesuji Sambut Positif Kebijakan Lartas Ubi Kayu: Angin Segar Bagi Petani
Foto: (Sumber: Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.)

Pantau - Jakarta – Bupati Mesuji, Elfianah, menyampaikan apresiasi tinggi kepada Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman atas langkah pemerintah yang akan segera menerbitkan larangan terbatas (lartas) untuk komoditas ubi kayu dan produk turunannya. Menurutnya, kebijakan ini menjadi angin segar bagi petani, termasuk petani singkong di Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung.

”Di Lampung, singkong harganya murah, produksinya memang berlebih. Ternyata, di atas ada impor juga. Alhamdulillah Pak Presiden, Pak Menteri berpihak kepada petani dengan ditutup impornya. Kita harapkan harga di daerah nanti bisa naik dengan sendirinya,” kata Elfianah usai Rapat Koordinasi Teknis Pembahasan Usulan Larta Impor Ubi Kayu dan Produk Turunannya di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Jumat (19/9/2025).

Elfianah menjelaskan bahwa luas tanam ubi kayu di Kabupaten Mesuji mencapai sekitar 50 ribu hektare. Ia juga melaporkan harga ubi kayu di Mesuji berkisar Rp1.150 per kilogram dengan rafaksi 35 persen. Bahkan sebelumnya, harga singkong di tingkat lapak anjlok hingga Rp900 per kilogram, jauh di bawah harga acuan pemerintah Rp1.350 per kilogram.

”Harga acuan sudah berlaku di pabrik tetapi di lapak-lapaknya tetap harganya lebih murah. Di bawah Rp900 per kilogram untuk lapak. Kalau untuk pabrik dia sudah mengikuti harga itu. Tapi potongannya yang tinggi karena banyak permainan-permainan dilakukan. Tapi dengan adanya penutupan impor ini mudah-mudahan bisa terkondisi,” terangnya.

Ia berharap kebijakan lartas ini menjadi kabar baik bagi petani ubi kayu yang selama ini tertekan akibat harga yang jatuh. Untuk itu, ia juga menegaskan komitmen jajaran pemerintah daerah Kabupaten Mesuji untuk turut mendukung dan mengawal kebijakan pemerintah pusat.

”Tentunya dengan adanya peraturan dari pemerintah, kami akan kawal. Kami harus menerapkan harga sesuai peraturan, kita kawal hingga di tingkat lapak,” ucapnya.

Sebelumnya, Mentan Amran menegaskan pengendalian impor diyakini akan menggairahkan rantai pasok ubi kayu dalam negeri, meningkatkan produksi, serta memperkuat kemitraan petani dan industri. Kapasitas produksi pati ubi kayu yang saat ini baru 46,9 persen diproyeksikan naik hingga 95 persen jika kebijakan lartas diterapkan.

“Kita akan segera terbitkan lartas tepung tapioka, jika produksi dalam negeri dapat terpenuhi maka impor tidak diperbolehkan lagi. Ini keputusan sangat strategis, perintah langsung dari Bapak Presiden,” ungkap Mentan Amran.

Seperti diketahui, Indonesia tercatat sebagai produsen ubi kayu terbesar kelima dunia pada tahun 2022. Selama lima tahun terakhir (2020–2024), rata-rata produksi nasional mencapai 15,7 juta ton dengan luas tanam 611 ribu hektare, luas panen 602 ribu hektare, dan produktivitas 261,71 kuintal per hektare. Adapun capaian produksi tahun 2024 sebesar 15,2 juta ton.

Sehingga langkah ini diharapkan menjadi titik balik bagi kebangkitan semangat petani singkong, memperkuat posisi tawar mereka di pasar, serta mempercepat program hilirisasi nasional berbasis komoditas lokal yang berkelanjutan.

Penulis :
Aditya Yohan