
Pantau - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, untuk meninjau langsung pengembangan Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN).
Rote Ndao yang merupakan kabupaten paling selatan di Indonesia, dipilih sebagai lokasi strategis proyek ini karena potensi geografis dan sumber daya alam yang mendukung produksi garam berkualitas tinggi.
Proyek K-SIGN Jadi Harapan Ekonomi Baru Bagi Rote Ndao
Gubernur Nusa Tenggara Timur, Melki Laka Lena, menyebut bahwa proyek K-SIGN merupakan bagian dari program strategis nasional di sektor kelautan dan perikanan.
"Program ini merupakan program pemerintah pusat yang saat ini sedang dikembangkan dan ditinjau oleh Menteri KKP," ungkap Gubernur Melki.
Proyek ini diproyeksikan mampu menyerap hingga 26.000 tenaga kerja dan diharapkan memberikan kontribusi besar dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat serta penguatan ekonomi lokal.
Pemerintah Provinsi NTT juga menyatakan kesiapannya untuk bersinergi dengan KKP dan Pemerintah Kabupaten Rote Ndao guna mempercepat pengembangan kawasan industri ini.
"Kami berharap program ini benar-benar memberikan manfaat besar bagi masyarakat, membuka lapangan kerja, dan menjadikan Rote Ndao sebagai lumbung garam nasional," ujar Gubernur Melki.
Sinergi Pemerintah Dorong Kemandirian Ekonomi Berbasis Kelautan
K-SIGN diharapkan menjadi model pengembangan kawasan industri berbasis sumber daya kelautan dan perikanan yang mampu membawa NTT menuju kemandirian ekonomi.
Apresiasi juga diberikan atas perhatian pemerintah pusat terhadap pengembangan kawasan timur Indonesia, khususnya Rote Ndao.
Melalui kunjungan kerja Menteri KKP ini, Pemerintah Provinsi NTT optimis bahwa percepatan realisasi proyek K-SIGN akan segera terwujud.
Gubernur Melki menegaskan bahwa program ini bukan hanya soal produksi garam, tetapi juga momentum untuk membangun kekuatan ekonomi dari wilayah perbatasan selatan Indonesia.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Aditya Yohan