
Pantau - Bank Indonesia (BI) menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah menyusul tren pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang menyentuh kisaran Rp16.700-an per dolar.
Intervensi BI di Pasar Domestik dan Luar Negeri
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa pihaknya telah menggunakan seluruh instrumen yang tersedia secara agresif atau bold.
"Bank Indonesia menggunakan seluruh instrumen yang ada secara bold, baik di pasar domestik melalui instrumen spot, DNDF, dan pembelian SBN di pasar sekunder, maupun di pasar luar negeri di Asia, Eropa, dan Amerika secara terus menerus, melalui intervensi NDF," ungkap Perry dalam keterangan resmi.
Di pasar domestik, BI mengintervensi melalui transaksi spot, domestic non-deliverable forward (DNDF), serta pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.
Sementara di pasar luar negeri, intervensi dilakukan melalui instrumen non-deliverable forward (NDF) yang menyasar kawasan Asia, Eropa, dan Amerika.
BI juga mengajak seluruh pelaku pasar untuk menjaga stabilitas dan menciptakan iklim keuangan yang kondusif.
Rupiah Melemah dalam Sepekan
Dalam beberapa hari terakhir, rupiah bergerak dalam kisaran Rp16.600 – Rp16.700 per dolar AS.
Pada Selasa pagi (23/9/2025), rupiah sempat menguat ke level Rp16.500-an, namun kembali melemah pada sesi perdagangan berikutnya.
Pada pembukaan perdagangan Jumat (26/9/2025), rupiah dibuka melemah 26 poin atau 0,15 persen menjadi Rp16.775 per dolar AS, dibandingkan posisi sebelumnya di Rp16.749 per dolar AS.
Secara mingguan, rupiah berada dalam tren pelemahan.
Dibandingkan dengan pembukaan Jumat ini, rupiah tercatat telah melemah sekitar 1,23 persen dalam sepekan.
Jika dibandingkan dengan pembukaan Senin (22/9/2025), pelemahannya mencapai 0,85 persen.
Bank Indonesia tetap optimis bahwa langkah-langkah yang diambil akan mengembalikan nilai tukar rupiah ke level yang sesuai dengan nilai fundamentalnya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf