Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Kementerian UMKM Dorong Digitalisasi Batik, Pasar Global Makin Terbuka

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Kementerian UMKM Dorong Digitalisasi Batik, Pasar Global Makin Terbuka
Foto: Sejumlah produk kerajinan batik yang dipamerkan di SMESCO Indonesia, Jakarta, Kamis 2/10/2025 (sumber: ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)

Pantau - Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menegaskan pentingnya para perajin dan pengusaha batik untuk memanfaatkan pemasaran digital agar akses pasar semakin luas dan usaha cepat naik kelas.

Digitalisasi Jadi Kunci Perluasan Pasar

Asisten Deputi Bidang Pemasaran dan Digitalisasi Usaha Mikro Kementerian UMKM Ari Anindya Hartika menekankan program digitalisasi terus diperkuat melalui kolaborasi dengan berbagai pihak.

"Tentu kita (dorong) terus untuk program digitalisasi ini. Kita juga bekerja sama dengan semua stakeholder, platform-platform (digital) juga, termasuk mungkin menyangkut soal AI (akal imitasi) juga terus kita dorong," ungkap Ari di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan pembinaan terkait pemanfaatan AI bagi UMKM, termasuk dalam ekosistem usaha batik, semakin penting agar usaha dan pemasaran tetap relevan dengan tren dan kebutuhan masyarakat.

"Kemarin di SMESCO juga sudah ada kerja sama dengan salah satu (platform/perusahaan) yang mengembangkan AI untuk para UMKM ini untuk memudahkan mereka," kata Ari.

"Ini kita dorong sampai mereka bisa menguasai (teknologi), karena mau tidak mau, suka tidak suka, kita pasti akan berjalan dengan itu," ujarnya menambahkan.

Batik Tembus Pasar Global

Walikota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid menyebut akses pasar yang semakin terbuka membuat batik kian kuat sebagai identitas budaya dan kreativitas Indonesia di kancah internasional.

Ia menegaskan Batik Pekalongan telah menembus pasar ekspor ke Malaysia, Thailand, Vietnam, Timur Tengah, hingga Afrika.

"Pasar Timur Tengah, biasanya batiknya (berupa produk) sarung. Sementara untuk (pasar) Afrika, mereka lebih memilih (batik) dengan warna-warna cerah," ujar Afzan.

Walikota Malang Wahyu Hidayat menambahkan bahwa pemanfaatan teknologi digital serta keterlibatan generasi muda dalam ekosistem usaha batik terbukti berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah.

"(Industri/usaha) Batik menciptakan lapangan kerja, dan ekonomi Malang tumbuh 5,41 persen, dengan sektor ekonomi kreatifnya tumbuh 5,93 persen," kata Wahyu.

Penulis :
Shila Glorya