Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Rupiah Diprediksi Melemah, Analis Soroti Aksi Profit Taking dan Shutdown Pemerintah AS

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Rupiah Diprediksi Melemah, Analis Soroti Aksi Profit Taking dan Shutdown Pemerintah AS
Foto: (Sumber: Ilustrasi - Petugas menunjukkan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo, Melawai, Jakarta. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/sgd.)

Pantau - Nilai tukar rupiah diperkirakan akan mengalami pelemahan akibat aksi profit taking oleh pelaku pasar, menurut analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, Jumat, 3 Oktober 2025.

Ia memproyeksikan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp16.590 hingga Rp16.640 per dolar AS.

"Sementara dari domestik, sentimennya masih positive seiring dengan mulai kembali masuknya asing ke pasar keuangan Indonesia setelah mereda kekhawatiran terkait burden sharing pembiayaan BI dan pemerintah," ujarnya.

Shutdown AS Dorong Penguatan Dolar

Dari sisi global, tren penguatan indeks dolar AS turut memberi tekanan terhadap nilai tukar rupiah.

Penguatan dolar ini terjadi di tengah ketidakpastian akibat shutdown atau penutupan sebagian pemerintahan federal Amerika Serikat.

Mengutip laporan Sputnik, pemerintah AS kembali mengalami penutupan karena Partai Republik dan Partai Demokrat gagal mencapai kesepakatan pendanaan sementara sebelum tenggat waktu Rabu, 1 Oktober 2025, tengah malam.

Tahun fiskal 2024 AS telah berakhir pada 30 September, namun Kongres belum berhasil menyepakati anggaran baru.

Menurut laporan Anadolu, penutupan ini juga berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sejumlah pegawai federal.

PHK dilakukan karena Partai Demokrat dinilai mendorong pemerintah untuk tetap menjalankan layanan penting meski tanpa kepastian anggaran.

Wakil Presiden AS JD Vance, dalam konferensi pers di Gedung Putih, menyatakan bahwa PHK akan dilakukan jika penutupan berlangsung lebih lama.

Ia menegaskan bahwa langkah tersebut tidak diinginkan, namun dianggap perlu untuk memastikan layanan esensial tetap berjalan.

Vance juga membantah tuduhan bahwa pemerintahan Trump menargetkan pegawai federal demi kepentingan politik.

"Fokus pemerintah adalah menjaga sebanyak mungkin layanan esensial agar tetap dapat berfungsi," tegasnya.

Sentimen Domestik Masih Positif

Meski tertekan oleh faktor global, sentimen dalam negeri terhadap rupiah masih menunjukkan tanda-tanda positif.

Kembalinya minat investor asing ke pasar keuangan Indonesia turut menjadi penopang, didorong oleh meredanya kekhawatiran terkait skema burden sharing antara Bank Indonesia dan pemerintah.

Penulis :
Ahmad Yusuf