Tampilan mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Shutdown AS Ganggu Ekonomi Global, Rupiah Diprediksi Melemah hingga Rp16.625 per Dolar AS

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Shutdown AS Ganggu Ekonomi Global, Rupiah Diprediksi Melemah hingga Rp16.625 per Dolar AS
Foto: (Sumber: Arsip foto - Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (15/5/2025). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/bar/pri. (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA).)

Pantau - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi akan mengalami pelemahan di tengah ketidakpastian global yang dipicu oleh penutupan sementara pemerintahan Amerika Serikat (AS).

Prediksi ini disampaikan oleh Analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, yang menyoroti dampak shutdown terhadap arah kebijakan moneter AS.

“Tertundanya rilis data ekonomi AS akibat (government) shutdown sehingga sangat sulit bagi The Fed untuk menentukan penurunan rate dan meningkatkan pelaku pasar untuk memegang dolar AS,” jelasnya.

Pada pembukaan perdagangan Selasa, 7 Oktober 2025, di Jakarta, nilai tukar rupiah tercatat stagnan di posisi Rp16.583 per dolar AS, sama seperti hari sebelumnya.

Shutdown AS Hambat Kebijakan dan Berpotensi Picu PHK Massal

Shutdown pemerintahan AS mengakibatkan penundaan rilis data ekonomi resmi dari pemerintah.

Kondisi ini membuat arah kebijakan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) menjadi sulit diprediksi, sehingga mendorong investor global untuk menahan aset dalam bentuk dolar AS.

Lebih lanjut, shutdown diperkirakan menimbulkan kerugian ekonomi sebesar 15 miliar dolar AS atau sekitar Rp248 triliun per minggu jika terus berlanjut, berdasarkan data yang dikutip dari Sputnik.

Selain dampak ekonomi, ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap pegawai federal juga semakin nyata.

Kevin Hassett, Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih, dalam wawancara dengan CNN yang dilaporkan RIA Novosti menyatakan, “Jika presiden memutuskan bahwa negosiasi benar-benar menemui jalan buntu, maka PHK akan mulai terjadi.”

Namun, ia menambahkan, “Jika Partai Demokrat menggunakan pendekatan yang bijak dalam proses persetujuan anggaran di Senat, maka takkan ada alasan untuk melakukan PHK,” ungkapnya.

Ketidakpastian terus meningkat karena proposal untuk membuka kembali pemerintahan AS telah gagal lolos dalam empat kesempatan.

Tahun fiskal 2024 yang berakhir pada 30 September tidak diikuti oleh kesepakatan anggaran untuk tahun fiskal berikutnya.

Kebuntuan ini terjadi karena konflik antara Partai Republik dan Partai Demokrat di Senat, di mana Partai Republik tidak memiliki mayoritas suara untuk meloloskan anggaran.

Sentimen Domestik dan Capital Outflow Tekan Rupiah

Dari dalam negeri, pelaku pasar masih menunggu rilis data cadangan devisa Indonesia (cadev) oleh Bank Indonesia.

“Sementara (sentimen) dari domestik masih, wait & see rilis data cadangan devisa (cadev) BI (Bank Indonesia),” ujar Rully Nova.

Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, juga memproyeksikan pelemahan rupiah akan terjadi dalam waktu dekat.

Prediksi tersebut berkaitan dengan potensi penurunan cadangan devisa Indonesia untuk bulan September 2025 akibat aliran modal keluar (capital outflow).

“Rupiah diperkirakan bergerak dalam rentang Rp16.525-16.625 per dolar AS,” ungkap Josua Pardede.

Penulis :
Ahmad Yusuf