
Pantau - Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) mengumumkan bahwa ekspor ayam hidup ke Singapura kembali dilakukan pada 6 Oktober 2025 dengan nilai mencapai Rp1,8 miliar, menandai keberhasilan Indonesia mempertahankan kualitas unggas yang kompetitif dan bebas penyakit di pasar internasional.
Ekspor ini menjadi pengiriman kedua dari tiga tahap ekspor ayam hidup Indonesia ke Singapura sepanjang tahun 2025.
"Ekspor ini bukan sekadar pengiriman komoditas, tetapi bukti unggas Indonesia diakui dunia karena kualitasnya yang tinggi dan bebas dari penyakit. Kami akan terus memastikan pengawasan dan sertifikasi kompartemen bebas Avian Influenza diterapkan secara konsisten," ujar pihak Kementan.
Indonesia Satu-satunya Negara Asia Ekspor Ayam Hidup ke Singapura
Ekspor ayam hidup ini dilakukan oleh PT Indojaya Agrinusa, anak perusahaan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, melalui Pelabuhan Sri Payung, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.
Sebanyak 28.512 ekor ayam hidup atau setara dengan 57 ton berhasil dikirim ke Singapura dan dinyatakan memenuhi seluruh standar ketat dari Singapore Food Agency (SFA).
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda, menyampaikan bahwa keberhasilan ini menunjukkan kemampuan Indonesia memenuhi standar kesehatan hewan dan keamanan pangan internasional.
"Ini bukti kemampuan kita dalam menerapkan standar kesejahteraan hewan dan manajemen logistik yang sangat baik," ungkap Agung.
Ekspor ayam hidup ke Singapura merupakan pencapaian langka di Asia, mengingat sebagian besar negara hanya mampu mengekspor ayam dalam bentuk karkas atau produk olahan.
Hal ini mencerminkan keunggulan sistem produksi, pengendalian penyakit, dan logistik unggas Indonesia.
Target 2025 Capai 85.536 Ekor dari Peternakan Bersertifikasi Bebas AI
Sejak dibuka kembali pada tahun 2023, ekspor ayam hidup Indonesia ke Singapura telah mencapai total 148.000 ekor.
Untuk tahun 2025, Indonesia menargetkan ekspor sebanyak 85.536 ekor ayam hidup, yang berasal dari empat unit peternakan bersertifikasi bebas Avian Influenza (AI) di Pulau Bintan, yaitu:
- Gunung Kijang 1
- Gunung Kijang 2
- Toapaya Asri
- Tirta Madu 1
"Ekspor ini menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk menegaskan diri sebagai sumber pangan dunia. Dari Kepulauan Riau, kita buktikan bahwa unggas Indonesia mampu bersaing di pasar global," tegas Kementan.
Dampak Positif untuk Daerah dan Perdagangan Bilateral
Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, menyatakan bahwa ekspor ayam hidup berkontribusi signifikan terhadap:
- Pertumbuhan ekonomi daerah
- Pengendalian inflasi pangan
- Stabilisasi harga ayam dan telur di wilayah Kepri
Sementara itu, Arif Widjaja, Chief Operating Officer PT Japfa Comfeed Indonesia, menambahkan bahwa keberhasilan ekspor ini merupakan hasil dari kerja sama bilateral Indonesia–Singapura dalam sektor perdagangan produk peternakan.
Ekspor ini menjadi kali ketujuh dilakukan dari Pulau Bintan sejak dibuka kembali dan terus dikembangkan dalam kerangka kerja sama lintas negara.
" Kami memastikan seluruh proses memenuhi standar internasional, sambil tetap memprioritaskan kebutuhan masyarakat lokal di Kepulauan Riau," ujar Arif.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Tria Dianti